Varian Baru hingga Mafia Karantina, Negara Diingatkan Jangan Sampai Lemah Tangani COVID-19
ILUSTRASI/PIXABAY

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati menyoroti penanganan pengendalian COVID-19 yang longgar belakangan ini. Penanganan optimal penting menyusul masuknya virus corona baru asal India.

"Pemerintah harus mengikuti terus perkembangan yang ada di negara lain dan mengantisipasinya di negara kita. Jangan sampai lemah," ujar Mufida kepada VOI di gedung DPR, Kamis, 29 April.

Selain itu, pemerintah harus memastikan masyarakat juga meningkatkan imunitas. Salah satunya dengan vaksinasi COVID-19.

"Karena kuncinya di situ, supaya terhindar dari penularan virus itu. Kalau ada vaksin walau belum mampu menghadapi varian baru tapi setidaknya sejenis corona sama kan sudah terproteksi," jelas politikus PKS itu.

Yang paling penting, sambungnya, pemerintah wajib membatasi warga negara asing (WNA) khususnya dari negara yang mengalami lonjakan COVID-19.

"Satu hal yang harus benar-benar diperhitungkan dan ditinjau ulang, dibatasi, supaya lebih ketat lagi. Kecuali orang yang ada hubungan diplomasi itu pun screening harus dengan karantina dan deteksi hasil PCR dari lembaga yang terakreditasi di negaranya," kata Mufida menekankan.

Terkait dengan adanya mafia karantina yang meloloskan WNI dari India, Mufida menilai hal tersebut sangat tidak manusiawi. Sebab, dapat membahayakan masyarakat Indonesia yang sedang berjuang mengendalikan COVID-19.

"Itu satu hal di tengah pandemi yang sangat tidak manusiawi. Kasus-kasus mafia sepeti itu harus ditindak secara tegas," kata Mufida. 

Dia mengimbau, semua pihak terkait meningkatkan kewaspadaan dan bertanggung jawab terkait kejadian ini.

"Ini ada hal yang terlewatkan dari pemerintah dan harus diperketat lagi," ujar Mufida.