Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mengingatkan pemerintah perlu menyiapkan skenario terburuk dalam menghadapi varian baru COVID-19 yang telah masuk ke Indonesia. Khususnya, potensi penyebaran virus pasca hari raya Idulfitri 2021.

“Pemerintah perlu menyiapkan skenario terburuk yang sangat mungkin kita hadapi pasca hari raya Idulfitri ini,” ujar Netty, Kamis, 6 Mei.

Menyusul adanya beberapa penyebab awal, diantaranya terdapat 3 (tiga) varian baru COVID-19 yang sudah terdeteksi masuk ke Indonesia, yaitu B.1.17 dari Inggris, B.1.617 dari India, dan B.1.351 dari Afrika Selatan. 

Hal ini sesuai dengan konferensi pers Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Bahkan, sesuai informasi dari Kemenkes, varian COVID-19 tersebut sudah terdeteksi 16 kasus di beberapa provinsi.

“Tentu saja ini semakin parah karena kita membaca di berita adanya mafia karantina di bandara yang melibatkan tentu saja bukan hanya orang kecil," kata Netty.

 

Politikus PKS itu meminta agar penegakan hukum dilakukan seadil-adilnya untuk bisa membongkar mafia yang ada di bandara manapun. 

 

Dia pun menyoroti adanya mafia tes usap (swab test) antigen daur ulang yang terungkap di Bandara Kualanamu, Medan. 

 

"Ini mencederai kemanusiaan seluruh rakyat Indonesia karena bersifat kejahatan kemanusiaan " tandas Netty.

Diketahui, virus corona mutasi dari India ditemukan 2 insiden di Jakarta, tepatnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Sementara itu, virus corona mutasi dari Afrika Selatan yang ditemukan di Bali sebanyak 1 insiden.

Adapun virus corona mutasi dari Inggris terkonfirmasi sebanyak 13 insiden hingga saat ini.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tak membeberkan detail mutasi yang dimaksud adalah varian B.1.1.7, B.1.617, atau mutasi lainnya.

Ia hanya menegaskan bahwa 16 insiden itu masuk kategori varian of concern atau mutasi yang diperhatikan oleh WHO.