Kerumunan di Pasar dan Mal Harus Dicegah: Jangan Sampai Panen Kasus Usai Lebaran
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mengingatkan pemerintah untuk melakukan langkah penertiban mencegah kerumunan, baik di pasar maupun pusat perbelanjaan jelang hari raya Lebaran guna mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19. Sebab, kesadaran masyarakat terhadap pandemi yang masih minim sangat berbahaya.

“Pasar dan mal ramai dikunjungi masyarakat. Sebagian besar dari mereka abai dengan protokol kesehatan. Pemerintah pusat dan daerah harus berkoordinasi untuk memantau penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat publik," ujar Netty, Jumat, 7 Mei.

"Siapkan aparat yang cukup untuk mengatur, jangan sampai kerumunan dibiarkan. Kita tidak ingin panen kasus setelah lebaran,” sambungnya.

Netty menilai animo masyarakat untuk berbelanja jelang lebaran tahun ini sangat besar, seolah melepas hasrat lantaran lebaran tahun lalu masih menahan diri. Namun kata dia, kondisi ini tidak boleh dibiarkan agar tidak terjadi situasi seperti yang dialami India. 

"Salah satu pemicu lonjakan kasus di India adalah karena ribuan orang berenang dalam festival Kumbh Mela dan kondisi itu mirip dengan membludaknya pengunjung pasar dan mal di tanah air,” jelas Netty.

 

Legislator Jawa Barat itu juga mengingatkan pemerintah soal potensi meningkatnya kegiatan wisata masyarakat saat libur lebaran. Pasalnya, pemerintah juga membuka tempat wisata seiring kebijakan pelarangan mudik.

“Masyarakat dilarang mudik dan kemungkinan besar larinya ke tempat-tempat wisata yang dibuka pemerintah. Pemerintah daerah harus kerja ekstra untuk mengawasi penerapan prokes. Ini harus benar-benar disiapkan jika kita tidak ingin adanya klaster-klaster wisatawan,” tegas Netty.

Karenanya politikus PKS itu mendorong pemerintah agar menyiapkan skenario terburuk pasca lebaran. Mengingat, saat ini 3 varian baru COVID-19 sudah dikonfirmasi masuk ke Indonesia.

“Pemerintah harus siapkan skenario terburuk sebagai antisipasi,” tandas Netty Prasetiyani.