Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah diminta serius menyikapi tingginya kasus varian Omicron agar tidak terjadi gelombang ketiga COVID-19. Pemerintah, juga dinilai perlu menyiapkan skenario terburuk jika kasus melonjak sehingga tidak terjadi seperti serangan varian Delta pada pertengahan tahun lalu.

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati, mendesak pemerintah gencar melakukan sosialisasi tentang varian Omicron kepada masyarakat. Pasalnya, masyarakat hanya menyimpulkan gejala Omicron lebih ringan sehingga kehilangan kewaspadaan.

"Dari ratusan kasus Omicron saat ini, ada dua yang kategori sedang hingga butuh bantuan oksigen. Meski disebut lebih ringan, tapi tetap saja itu gejala yang memerlukan perawatan," ujar Mufida di Jakarta, Jumat, 14 Januari.

Misalnya, lanjut Mufida, pemerintah memutuskan karantina atau perawatan di rumah. Menurutnya, harus ada dukungan dan kesiapan obat-obatan dan telemedicine yang jauh lebih memadai.

"Jika ada gejala demam atau batuk tetap saja butuh obat kan. Lalu sistem telemedicine yang tepat, cepat dan akurat nanti seperti apa. Ini yang harus disiapkan dari sekarang," terangnya.

Menurut legislator DKI Jakarta itu, semestinya pemerintah bisa belajar dari kasus COVID-19 varian Delta pada gelombang kedua lalu. Dengan pengalaman tersebut, sepatutnya ada perbaikan yang signifikan sebagai bagian kesiapan menghadapi Omicron.

"Kami minta agar semua kesiapan dilakukan untuk mengantisipasi jika terjadi gelombang ketiga dengan varian Omicron ini," tegasnya.

Selain obat-obatan, tambah Mufida, pasokan vitamin, oksigen, maupun sarana isolasi terpusat harus disiapkan jauh hari. Hal ini disiapkan jika banyak rumah-rumah yang tidak memadai untuk melakukan isolasi mandiri.

"Ini bagian dari merencanakan yang terburuk. Jika yang terburuk skenario sudah kita siapkan, maka kita akan jauh lebih sigap menghadapi skenario yang lebih ringan. Mitigasinya harus seperti itu," tandasnya.