PBNU: Salat Id Harus dengan Prokes Ketat, Takbiran di Rumah Masing-masing
ILUSTRASI/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengimbau masyarakat tidak mudik menjelang lebaran guna menghindari lonjakan kasus COVID-19. Terlebih saat ini ada varian baru mutasi COVID-19 yang masuk ke Indonesia.

"Mudik sebagai media silaturahmi adalah sebuah tradisi yang baik, namun karena situasi pandemi, maka menghindar dari risiko penularan, dengan tidak melakukan mudik adalah lebih utama," ujar Helmy kepada VOI, Kamis, 6 Mei.

Menurutnya, silaturahmi merupakan salah satu ajaran yang sangat dianjurkan oleh Islam serta menjadi media yang bisa digunakan untuk merekatkan kembali nilai-nilai persaudaraan. Akan tetapi, kata dia, silaturahmi bisa dilakukan dengan banyak cara.

"Dalam konteks menghadapi pandemi seperti saat ini, silaturahim dan halal bihalal bisa dilakukan melalui cara-cara yang sedapat mungkin meminimalisir kontak fisik. Silaturahmi bisa dilakukan secara virtual," jelas Helmy.

"Ini sama sekali tidak mengurangi nilai dan esensi silaturahim. Sebab yang utama adalah menyambung rasa kasih sayang," sambung politikus PKB itu.

Kemudian, untuk pelaksanaan salat Id berjamaah pada hari raya Idulfitri, Kamis, 13 Mei, dapat dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan berkoordinasi dengan pemerintah atau Satgas COVID-19 setempat. 

"Ada pun untuk takbiran bisa dilakukan di rumah masing-masing tanpa keliling kampung agar menghindari kerumunan di tengah pandemi," kata Helmy Faishal.