Bagikan:

JAKARTA - Badan pengungsi PBB di Meksiko telah menutup empat kantor di negara itu dan memberhentikan 190 orang karena "krisis pendanaan serius" yang dihadapi badan tersebut, kata Kepala UNHCR di Meksiko pada hari Selasa, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memangkas bantuan luar negeri.

"UNHCR harus membuat keputusan yang sangat serius tahun ini," kata Giovanni Lepri, perwakilan UNHCR di Meksiko, menjelaskan operasi badan tersebut di Meksiko telah kehilangan sekitar 60 persen anggarannya, dikutip dari Reuters 30 April.

Tahun lalu, Meksiko berada di antara 10 negara teratas dengan jumlah aplikasi suaka tertinggi di dunia, dengan hampir 80.000 aplikasi didaftarkan oleh Komisi Bantuan Pengungsi Meksiko (COMAR), kata UNHCR.

Mayoritas pelamar berasal dari Kuba, El Salvador, Haiti, Honduras dan Venezuela.

Penutupan kantor-kantor tersebut, termasuk dua kantor di Kota Palenque dan Tenosique di Meksiko selatan, dan kantor ketiga di Guadalajara, Meksiko barat, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan aktivis migran.

"Ini akan berdampak sangat besar pada komunitas migran," kata Jose Maria Garcia, direktur penampungan Juventud 2000 di Kota Tijuana, Meksiko utara.

Operasional UNHCR di Meksiko sangat bergantung pada pendanaan AS, yang telah terdampak oleh pembekuan pendanaan global Trump.

Pada tanggal 20 Januari, beberapa jam setelah menjabat, Trump memerintahkan penghentian sementara bantuan asing untuk meninjau, apakah bantuan tersebut sejalan dengan prioritas kebijakan luar negerinya.

Presiden Trump juga memberlakukan tindakan keras di perbatasan AS-Meksiko, yang bertujuan untuk memperlambat migrasi ke Amerika Serikat.

Pemotongan dana UNHCR juga berdampak pada penampungan migran yang dikelola oleh Gereja Katolik yang bergantung pada badan PBB untuk pendanaan, kata Julio Lopez, direktur Yayasan Scalabrini Meksiko.

"Anggaran tempat penampungan telah dikurangi dan akibatnya, program dan proyek pun berkurang," katanya.

Kendati demikian, ia menambahkan: "tempat penampungan tetap beroperasi dan mendukung para migran."