Kontak Senjata dengan Warga Sipil di Perbatasan India, Tiga Tentara Myanmar Tewas
Ilustrasi bentrok warga sipil dengan rezim militer Myanmar. (Wikimedia Commons/VOA News)

Bagikan:

JAKARTA - Rezim militer Myanmar menembak mati seorang tentara yang membelot, bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM), pada Selasa malam di Tamu, Wilayah Sagaing, kata pejuang perlawanan lokal.

Prajurit itu sedang berpatroli dengan Kelompok Keamanan Tamu, ketika mereka berpapasan dengan pasukan militer Myanmar di dekat Jembatan Kuntaung kota.

Dia berusia 30 tahun dan dikenal sebagai Aung Aung, kata salah satu pejuang perlawanan, menambahkan bahwa tidak jelas apakah itu nama lengkapnya. Juga tidak jelas apa pangkatnya sebelum dia membelot. Dia ditembak di dada.

Aung Aung merupakan korban balas dendam rezim militer Myanmar, setelah kelompok keamanan Tamu menewaskan tiga tentara rezim militer Myanmar beberapa jam sebelumnya. 

Bentrokan Hari Selasa dimulai sekitar pukul 19.30. Sekitar setengah jam kemudian, rezim militer Myanmar menambah jumlah kekuatannya dengan mendatangkan pasukan bantuan. 

Sekelompok pejuang perlawanan yang memisahkan diri, memilih untuk melakukan serangan dengan granat terhadap posisi tentara rezim militer Myanmar, guna memecah perhatian pihak lawan. 

"Militer ada di sana dengan kekuatan. Kami ingin memisahkan mereka. Tiga tentara tewas dan dua lainnya terluka parah dalam serangan itu," kata Kelompok Keamanan Tamu, melansir Myanmar Now, Kamis 29 April.

Sebelum bentrokan Selasa malam, Kelompok Keamanan Tamu yang dipersenjatai senapan berburu, juga terlibat bentrok dengan polisi Myanmar pada 1 April lalu.

Dalam serangan dengan tiga granat ke Pangkalan Polisi Nan Phar Lone tersebut, lima polisi Myanmar tewas di tempat.  

Untuk diketahui, Ko Aung Aung, yang pangkatnya tidak diketahui, dilaporkan bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil segera setelah kudeta 1 Februari. Sekitar 50 tentara dan petugas polisi telah memihak orang-orang di Tamu di perbatasan India dan telah memerangi junta bersama warga sipil.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.