Bagikan:

JAKARTA - Varian COVID-19 yang diyakini berada di balik gelombang besar infeksi dan kematian di India, telah terdeteksi di 17 negara di seluruh dunia, termasuk beberapa negara Eropa.

Data yang diperoleh Euronews dari European Center for Disease Prevention and Control (ECDC), varian B.1.617 yang juga dikenal sebagai varian India, ditemukan ditujuh negara Eropa, meliputi Belgia, Jerman, Irlandia, Belanda, Swiss, Kepulauan Karibia Prancis di Guadeloupe, dan Inggris.

Inggris pada 21 April telah mendeteksi 132 kasus terbanyak di antara negara Eropa mana pun. Negara-negara Eropa lainnya sejauh ini masing-masing mendeteksi kurang dari 10 kasus.

Dalam pembaruan mingguan terbaru yang dirilis pada Hari Selasa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeteksi varian ini terdapat di 17 negara, dengan sebagai besar sampel berasal dari India, Inggris, Amerika Serikat dan Singapura.

"Varian B.1.617 memiliki beberapa sub-garis keturunan yang sedikit berbeda dengan mutasi karakteristiknya, tetapi salah satu yang utama, yang disebut L452R, telah dikaitkan dengan peningkatan penularan dan resistensi yang lebih rendah terhadap pengobatan termasuk vaksinasi," terang WHO, melansir Euronews.

Untuk diketahui, India melewati tonggak suram 200.000 kematian COVID-19 pada Hari Rabu dengan lebih dari 3.000 kematian dilaporkan selama 24 jam sebelumnya, rekor harian untuk negara itu. Jumlah kematian meningkat dalam beberapa pekan terakhir dengan sekitar 44.000 kematian tercatat sejak 1 Maret.