Zulhas Sindir Pemerintah soal WNA Bisa Masuk RI: Indonesia Jangan Seperti Supermarket, Apa Saja Masuk
Ketum PAN Zulkifli Hasan (Nailin In Saroh/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta pemerintah cepat tanggap terkait temuan kasus varian baru COVID-19 asal India B1617 yang kini sudah menjangkit warga DKI Jakarta.

Menurutnya, Presiden Jokowi yang paling dirugikan jika Kementerian Kesehatan dan stakeholder terkait tidak segera mengendalikan penyebaran mutasi virus corona tersebut.

"Ini kan pemerintah perlu tanggap. Seperti-seperti ini kan bisa merugikan Pak Jokowi. Karena kementerian terkait kurang sigap," ujar Zulkifli di Sekretariat DPP PAN di Jalan Daksa 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat 21 Mei.

Termasuk, soal kebijakan yang dinilai kontradiktif. Di mana pemerintah memperketat mobilitas di dalam negeri namun melonggarkan aturan bagi warga negara asing seperti India. Apalagi baru-baru ini pemerintah juga mengizinkan WNA China masuk Indonesia dengan alasan pekerjaan.

"Ini lebaran orang pulang kampung enggak boleh, apa enggak boleh, tapi India boleh. Kan dari India jelas ini (harusnya, red) enggak boleh masuk. Kita leha-leha yang begitu. Jadi mesti ada sensitifnya. Orang India saja boleh masa kita enggak boleh," ungkap Zulhas.

"Karena itu, tolong lah pemerintah kalau perlu disetop semua negara India enggak usah dulu masuk," harap legislator dapil Lampung itu.

Wakil ketua MPR itu menyayangkan di saat negara lain memperketat kedatangan orang dari luar negeri, justru Indonesia memperbolehkan masuk.

"Singapura ketat, (negara, red) lain-lain ketat kok. Kita ini jangan seperti supermarket, apa aja masuk. Buah masuk, COVID varian masuk, semua masuk," sindir Zulhas. 

Belum lagi persoalan lain terkait data penduduk Indonesia yang 'dijebol'. Dalam hal ini Indonesia juga longgar dalam menutup akses peretasan internet.

"Jadi tolong deh, instansi yang terkait tegas jangan bolehlah masuk," tegasnya.

Zulhas menambahkan, pada kunjungannya ke daerah-daerah kasus penyebaran COVID-19 sudah mulai terkendali. Dia mengingatkan pemerintah jangan sampai pandemi yang sudah membaik justru kembali memburuk dengan dibukanya kran kedatangan WNA. 

"Saya ke daerah itu, Covid di beberapa daerah sudah enggak ada, sudah membaik. Kita ini kalau membaik kan ada harapan ekonomi tumbuh. Jangan kita lengah, kita didalam ketat diluar bebas. Nah itu tidak simpatik, tidak sensitif. Karena itu pemerintah harus tegas, instansi terkait tentu mengatasi ini," kata Zulhas. 

Diketahui, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menemukan kasus varian baru COVID-19 asal India B1617 di warga Jakarta.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut mutasi virus B1617 memang telah masuk ke Indonesia.

Varian baru COVID-19 ini ada pada hasil tes whole genome sequencing dari salah satu dari ratusan WNA India yang beberapa waktu lalu naik pesawat charter masuk ke Indonesia.

"Mutasi B1617 ini kita dapatkan dari klaster WNA India yang kemarin ramai itu, yang berangkat ke Indonesia tanggal 10, 22 dan 23 April," kata Nadia beberapa waktu lalu.

B1617 adalah mutasi virus yang berasal dari India penularan B1617 menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tsunami kasus COVID-19 di India. Virus ini sudah ditemukan sedikitnya di 17 negara.