Saling Tembak antar Aparat Rezim Militer Myanmar, Dua Tentara dan Satu Polisi Tewas
Aparat keamanan rezim militer Myanmar. (Twitter/@YGNGoldenLand)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang kapten tentara rezim militer Myanmar berada di rumah sakit, setelah ditembak oleh seorang petugas di Kota Meiktila, Mandalay, Minggu, menurut penduduk setempat.

Mayor Wunna Htay dari Batalyon 315 yang bermarkas di Meiktila saat ini ditahan karena menembak Kapten Kaung Myat Thwin dari Batalyon Infanteri Ringan 99, yang juga bermarkas di Meiktila, sebut seorang sumber.

Insiden itu, yang terjadi di pusat kota Meiktila dekat kantor polisi kota 2, tampaknya berasal dari perselisihan yang dipicu alkohol antara kedua pria tersebut.

"Kapten Kaung Myat Thwin terkenal kejam di sini. Dia baru-baru ini menembak dan membunuh seorang dokter di Wundwin," kata seorang penduduk setempat, merujuk pada sebuah kota yang terletak sekitar 30km timur laut Meiktila, melansir Myanmar Now, Selasa 27 April. 

"Kapten Kaung Myat Thwin juga yang menangkap Ketua Komisi Pemilihan Umum Distrik Meiktila," imbuh warga setempat.

Tidak jelas apa yang memulai perselisihan tersebut, tetapi insiden tersebut telah menimbulkan kekhawatiran keamanan di kota itu, yang dianggap sebagai benteng rezim militer Myanmar, karena banyaknya pasukan yang ditempatkan di sana.

Sementara itu, setidaknya ada dua bentrokan lainnya selama akhir pekan yang melibatkan pasukan rezim yang saling berpaling.

Pada Hari Jumat, baku tembak antara polisi dan tentara terjadi di ibu kota Negara Bagian Chin, Hakha. Dua tentara tewas dan sejumlah polisi terluka dalam baku tembak tersebut, media lokal melaporkan.

Sementara di Kota Kawkareik, Negara Bagian Kayin, perselisihan pada hari Minggu antara seorang tentara dan seorang polisi berakhir dengan kedua aparat tersebut saling menembak.

Menurut laporan DVB, petugas polisi tersebut tewas dan tentara tersebut terluka parah dalam baku tembak tersebut.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.