JAKARTA - Sedikitnya 10 tentara rezim militer dilaporkan tewas dan lainnya terluka pada Hari Minggu dalam baku tembak dengan kelompok etnis bersenjata Tentara Karenni (KA) dan Pasukan Pertahanan Nasional Karenni (KNDF) di Negara Bagian Kayah, Myanmar tenggara.
Pejuang perlawanan sipil dan pasukan dari KNDF dan KA, sayap bersenjata Partai Progresif Nasional Karenni, menyergap sekitar 300 tentara junta pada Minggu pagi di dekat perbatasan antara Kotapraja Pekon Negara Bagian Shan dan Kotapraja Hpruso Negara Bagian Kayah.
KNDF mengatakan, penyergapan dilakukan saat militer Myanmar berusaha menyerang daerah pegunungan yang terletak di sebelah barat Kotapraja Hpruso, tempat pasukan pertahanan rakyat (PDF) dan kelompok bersenjata Karenni bermarkas.
"Baku tembak berlangsung sekitar satu jam, tetapi pasukan junta Myanmar terus menembakkan senjata berat selama sekitar empat jam," mengutip keterangan juru bicara KNDF kepada The Irrawaddy, Senin Agustus.
Akibat penyergapan ini, sedikitnya 10 tentara junta myanmar dilaporkan tewas dan lainnya luka-luka, sementara sejumlah pejuang perlawanan sipil menderita luka ringan akibat ledakan.
Selain itu, sekitar 500 warga sipil dari tiga desa terdekat terpaksa mengungsi meninggalkan rumah mereka, khawatir terkena dampak dari bentrokan bersenjata tersebut.
Baku tembak berlanjut hingga sore hari ketika pasukan rezim militer Myanmar melancarkan serangan di daerah itu, menurut pernyataan KNDF.
KNDF juga mengatakan, beberapa kolom tentara rezim sedang bergerak di Negara Bagian Kayah dan bersiap untuk menyerang PDF di kota-kota Loikaw dan Hpruso.
Pekan lalu, serangkaian baku tembak antara pasukan junta dan KNDF dan etnis bersenjata KA terjadi di tiga kotapraja, Demoso, Hpruso dan Bawlakhe, selama dua hari. Sekitar 14 tentara junta dilaporkan tewas oleh KA dan KNDF dalam bentrokan tersebut.
Perlawanan bersenjata terhadap kekuasaan militer di Negara Bagian Kayah dimulai pada akhir Mei, menyusul tindakan keras rezim terhadap demonstrasi damai anti-kudeta di seluruh negeri.
Sebagai balasan, rezim militer melakukan serangan udara terhadap sasaran sipil, setelah menderita kerugian besar di Negara Bagian Kayah.
BACA JUGA:
Akibat dari pertempuran berkepanjangan ini, lebih dari 100 ribu penduduk setempat terpaksa meninggalkan rumah mereka, mengungsi ke tempat yang lebih aman pada Juni lalu.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.