Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara Pasukan Pertahanan Rakyat Karenni (KPDF) mengumumkan kepada media lokal, rezim militer Myanmar mengerahkan helikopter tempur dan artileri untuk menyerang etnis bersenjata setelah lebih dari 100 prajuritnya tewas.

Melansir Asia Nikkei Selasa 1 Juni, serangan dilakukan terhadap posisi KPDF yang berada di Demoso, utara Negara Bagian Karenni. Pertempuran di kawasan ini sendiri sudah berlangsung sejak 21 Mei lalu. 

KPDF yang dibentuk oleh para pemuda pejuang Karenni, mayoritas hanya dipersenjatai dengan senjata tradisional sepertni senapan buatan tangan, untuk mempertahankan wilayah mereka dari serangan junta militer.

Anggota KPDF mengatakan kepada Myanmar Now, militer Myanmar menembaki mereka dari helikopter dan juga menjatuhkan bom di sekitar mereka mulai sekitar pukul 5 sore.

"Apakah kamu mendengar suara helikopter? Mereka menembaki kami dari helikopter, membom dan melepaskan tembakan. Kami harus berjongkok sekarang," terang anggota KPDF.

"Rezim militer setidaknya sudah menjatuhkan setikar lima bom dari atas ke wilayah kami. Bentrokan pecah ketika anggota KPDF menyergap tentara rezim di bangsal Dawh Ngan Kha di Demoso, Negara Bagian Kayah sekitar tengah hari," sambungnya.

Lanjutnya, setelah serangan itu rezim militer Myanmar meluncurkan sekitar 20 peluru artileri berat, jenis kaliber 120mm, dari pangkalan Batalyon Artileri 356 di kota tetangga Loikaw.

"Kami menyerang dengan senjata ringan tapi mereka membalas dengan peluru artileri. Sekarang mereka masih tembak dan kami belum bisa keluar," tutur anggota tersebut.

Bentrokan bersenjata masih berlangsung hingga pukul 18.30 petang waktu setempat, dengan rezim militer Myanmar mengerah senjata jarak jauh seperti howitzer, kendati belum teridentifikasi dengan jelas senjata yang digunakan. 

KPDF sendiri mengklaim bahwa 106 tentara rezim telah tewas dalam bentrokan di Demoso dan Loikaw, serta di Moebye di Negara Bagian Shan selatan, tempat pertempuran meletus pada 21 Mei. Sementara, sekitar 26 warga sipil, termasuk beberapa anggota KPDF tewas dari pertempuran tersebut.

Untuk diketahui, otoritas rezim telah memblokir pintu masuk ke Negara Bagian Kayah dari Negara Bagian Shan ke utara dan rute transportasi ke Loikaw juga telah terputus. Sementara, puluhan ribu penduduk Negara Bagian Kayah terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.