Keji, 46 Tentaranya Tewas: Rezim Militer Myanmar Tembaki Gereja, Tewaskan Warga Sipil
Ilustrasi militer Myanmar. (Wikimedia Commons/KMK from Myanmar)

Bagikan:

JAKARTA - Empat orang tewas dan delapan lainnya luka parah ketika pasukan rezim militer Myanmar mengebom sebuah gereja Katolik di dekat ibu kota Negara Bagian Kayah, Loikaw pada Senin dini hari.

Tatmadaw, sebutan untuk militer Myanmar, menembakkan peluru artileri ke gereja di desa Kayan Tharyar sekitar jam 1 pagi, tak lama setelah pasukannya disergap di jalan terdekat oleh pejuang perlawanan lokal.

"Orang-orang yang melarikan diri dari penembakan dikejar oleh tentara Myanmar yang menembakkan senjata dan bersembunyi di gua-gua terdekat," kata seorang penduduk setempat, melansir Myanmar Now, Selasa 25 Mei.

Penyergapan itu terjadi ketika tentara melakukan perjalanan dari ibu kota Negara Bagian Kayah, Loikaw, untuk memperkuat jumlah pasukan di Moebye, Negara Bagian Shan selatan.

Warga sipil yang menjadi pejuang dari Pasukan Pertahanan Rakyat Karenni (KPDF) mengatakan mereka membunuh setidaknya 20 anggota pasukan rezim di Moebye pada hari Minggu dan 26 lainnya di luar kota dekat Demoso. 

Selain itu, KPDF juga menangkap empat tentara rezim militer Myanmar. Anggota mereka menyerang bala bantuan dari Loikaw dengan senjata, menunda perjalanan mereka ke Moebye sehingga tidak sampau tepat waktu.

"Tentara kemudian memasuki desa dan mulai menembak. Warga menjadi takut dan lari ke gereja untuk bersembunyi," tutur warga tersebut.

Petugas penyelamat pada hari Senin tidak dapat mengirim delapan orang yang terluka dalam penembakan ke rumah sakit di Loikaw, karena masih ada pertempuran di sepanjang jalan sepanjang enam mil.

Tragisnya, mayat empat warga sipil yang tewas ketika pasukan rezim menembaki gereja, diambil oleh tentara rezim militer Myanmar dan dibawa ke markas mereka. 

"Kami telah mengetahui bahwa mereka baru saja meninggalkan mayat di dekat batalyon mereka di dekat Loikaw. Tidak ada yang berani mengambil mereka saat tentara menembak apapun yang bergerak," terang seorang anggota KPDF seperti melansir The Irrawaddy.

Untuk memperburuk situasi, rezim telah memberlakukan jam malam yang berbeda di wilayah tersebut di daerah yang berbeda, sehingga tidak mungkin tim penyelamat untuk keluar. 

Pada Senin siang, tidak ada pertempuran serius yang dilaporkan di negara bagian itu, dengan hanya suara tembakan dari beberapa pasukan rezim yang terdengar. Daerah pemukiman menjadi sepi karena banyak orang telah melarikan diri ke hutan terdekat untuk keselamatan. Hanya anggota PDF yang tersisa.

Saksi mata mengatakan pesawat kargo rezim melakukan dua pendaratan di Bandara Loikaw pada Senin pagi, membawa bala bantuan ke Negara Bagian Kayah.

Juru bicara dewan militer tidak dapat dihubungi oleh media setempat untuk dimintai komentar tentang penembakan di gereja tersebut.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.