JAKARTA - Rezim militer Myanmar melancarkan enam serangan udara sepanjang Jumat 30 April, ke basis Kachin Independence Army (KIA), setelah kembali gagal merebut bukit strategis Alaw Bum di perbatasan Myanmar - China.
Serangan yang gagal menimbulkan dampak terhadap KIA, dilakukan setelah rezim militer Myanmar kembali kehilangan prajuritnya, dalam serangan yang dilakukan KIA, kata seorang perwira KIA.
Serangan yang dilancarkan etnis bersenjata KIA di Kota Momauk mampu memukul mundur tentara dari Divisi Infanteri Ringan ke-77, yang terkenal dengan kekejamannya saat menghadapi pengunjuk rasa anti-kudeta militer Myanmar 1 Februari.
Sedikitnya 20 orang tentara Myanmar tewas dalam serangan ini, saat mencoba untuk merebut kembali Bukit Alaw Bum yang berada di atas kota tersebut. Bukit strategis di perbatasan Myanmar dengan China yang direbut KIA pada 25 Maret lalu.
Selain korban tewas 20 orang prajuritnya, rezim militer Myanmar juga kehilangan persenjataannya. Perwira KIA mengungkapkan, pihaknya berhasil menyita 18 pucuk senjata dari militer Myanmar.
Divisi Infanteri Ringan ke-77 bukan yang pertama dikirim Myanmar ke wilayah ini, untuk merebut kembali bukit srategis tersebut. Pada 24 April lalu, KIA terlibat bentrokan dengan Divisi Infanteri Ringan ke-88.
"KIA diuntungkan setelah terjadi insiden salah pengeboman yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap Divisi Infanteri Ringan ke-88 sehingga banyak korban tewas," ungkap perwira KIA, melansir Myanmar Now, Sabtu 1 Mei.
Sehari setelah insiden tersebut, rezim mengerahkan tiga unit militer untuk menyerang Alaw Bum lagi dan juga melancarkan serangan udara. Namun, KA lagi-lagi berhasil mempertahankan bukit tersebut.
Sebelumnya, ratusan tentara militer Myanmar dan dua jet tempur yang dikerahkan untuk merebut bukit strategis Alaw Bum, berhasil dipukul mundur KIA pada pertengahan April lalu. Seorang komandan batalyon militer Myanmar tewas dalam serangan ini.
"Semuanya di bawah kendali KIA. Angkatan bersenjata mereka masih jauh dari pangkalan Alaw Bum. Saya tidak tahu apakah mereka akan mundur," kata Juru Bicara Etnis Bersenjata KIA Kolonel Naw Bu.
BACA JUGA:
Ironisnya, gagal memukul mundur KIA, rezim militer Myanmar mengarahkan juga serangannya ke warga sipil.
"Rumah seseorang dibom di desa Kone Law pada 28 April. Semua orang dari desa melarikan diri, kecuali satu atau dua orang yang tinggal untuk menjaga rumah mereka. Satu orang terluka parah dan dilaporkan dikirim ke rumah sakit militer Momauk, sementara seorang pria lain dari desa Nwam Lan yang berdekatan juga terluka," ungkap seorang warga.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.