Bagikan:

JAKARTA - Militer Myanmar menderita banyak korban dalam upaya untuk merebut kembali pangkalan bukit dari etnis Kachin Independence Army (KIA), sayap militer etnis bersenjata Kachin Independece Organisation (KIO). 

Bukit strategis yang terletak di perbatasan China tersebut, berhasil diduduki KIA dalam serangan pada Maret lalu. Sejak Minggu, rezim militer Myanmar mengadakan serangan besar-besaran untuk merebut kembali kawasan tersebut. 

Ratusan pasukan darat militer Myanmar dan dua jet tempur dikerahkan untuk merebut bukit strategi yang dinamai Alaw Bum dan terletak sekitar 30 kilometer selatan markas KIA di Laiza.

Namun, KIA sejauh ini berhasil bertahan, dengan pasukan rezim militer Myanmar dilaporkan menderita kerugian besar, termasuk seorang komandan batalion infanteri tewas.

"Semuanya di bawah kendali KIA. Angkatan bersenjata mereka masih jauh dari pangkalan Alaw Bum. Saya tidak tahu apakah mereka akan mundur," kata Juru Bicara Etnis Bersenjata KIA Kolonel Naw Bu melansir Myanmar Now Rabu 14 April.

Pangkalan itu berada di dekat jalan raya di Negara Bagian Kachin yang menghubungkan Laiza ke kota perbatasan Mai Ja Yang, tempat banyak pengungsi internal (IDP) tinggal.

Militer Myanamar diketahui menguasai Bukit Alaw Bum sejak tahun 1987, untuk memotong rute antara dua kota dan melancarkan serangan artileri ke pangkalan KIA dan kamp-kamp IDP, seorang perwira KIA mengatakan kepada Grup Media Jaringan bulan lalu.

KIA merebut Alaw Bum pada 25 Maret, Sementara, rezim militer Myanmar sejak Minggu mencoba merebut kembali bukit strategis tersebut. Selain tentara darat, pesawat tempur dan helikopter juga dikerahkan untuk melakukan serangan.

Senin lalu, KIA berhasil menguasai pos polisi dan pos militer tempat tentara membangun menara komunikasi. Perebutan ini akan membuat pasukan darat militer Myanmar akan semakin sulit mencapai Alaw Bum. 

Sejak kudeta, KIA telah menyerang pangkalan militer dan pos polisi di Hpakant, Mokaung, Injanyang, Waingmaw, dan Momauk.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.