Markasnya di Perbatasan Thailand Direbut Etnis Bersenjata, Militer Myanmar Lancarkan Serangan Udara
Etnis bersenjata KNU menahan sejumlah personil militer Myanmar berikut persenjataannya dari pos yang berhasil direbut. (Twitter/@KnIC_Karenni)

Bagikan:

JAKARTA - Etnis bersenjata Karen National Union (KNU) mengumumkan keberhasialan merebut pangkalan militer Myanmar di perbatasan Thailand pada Selasa 27 April pagi.

Berapa jam kemudian, pasukan rezim militer Myanmar melancarkan serangan udara terhadap desa-desa Karen di daerah tersebut, sebagai langkah pembalasan.

Pada Selasa pagi, Brigade 5 dari Karen National Liberation Army (KNLA), sayap militer etnis bersenjata KNU, merebut dan kemudian menghancurkan pangkalan rezim di daerah Thaw Le Hta, Distrik Mutraw, Negara Bagian Karen, yang dalam bahasa Burma dikenal sebagai Hpapun.

Pangkalannya terletak di Sungai Salween, di seberang Desa Mae Sam Laep, Provinsi Mae Hong Son, Thailand. Sekitar tujuh tentara Myanmar terlihat melarikan diri selama penggerebekan oleh pasukan Karen, Pusat Informasi Karen melaporkan.

Siang harinya, sekitar pukul 1 siang, rezim militer Myanmar  melancarkan serangan udara di dekat desa Dagwe (Dagwin dalam bahasa Burma), sekitar 10 mil di utara Thaw Le Hta, menurut Brigade 5 KNLA Padoh Mahn Mahn.

“Pengeboman di daerah dekat desa sangat memprihatinkan bagi penduduk yang tinggal di sana,” kata Padoh Mahn Mahn melansir Myanmar Now, Rabu 28 April.

Ada juga laporan serangan udara militer Myanmar di desa Bwa Der, juga di Brigade 5. Rincian lebih lanjut tentang serangan udara, termasuk yang mengenai korban dan jumlah orang yang mengungsi, tidak tersedia pada saat pelaporan.

Mae Sam Laep adalah titik strategis di sepanjang perbatasan Thailand - Myanmar, terkait transportasi dan pengiriman bantuan kemanusiaan, dengan pelabuhan sungai di mana pasokan telah dikirim ke pengungsi internal (IDP) di daerah yang dikendalikan KNU.

Namun, juru bicara Brigade 5 KNLA lainnya, Saw Kler Doh mengatakan kepada Pusat Informasi Karen, serangan hari Selasa di Thaw Le Hta dilakukan sebagai tanggapan atas penembakan pasukan rezim terhadap kapal di sepanjang Sungai Salween.

Serangan terhadap pos militer Thaw Le Hta menandai kedua kalinya sejak kudeta 1 Februari, Brigade 5 KNLA di bawah etnis bersenjata KNU, berhasil merebut pangkalan junta pasukan rezim militer Myanmar.

Menanggapi pertempuran di Thaw Le Hta pada Hari Selasa, pihak berwenang Thailand mengevakuasi ratusan penduduk desa Thailand dari Mae Sam Laep dan menutup pelabuhan.

Sebelum pertempuran pada Hari Selasa, bentangan daerah perbatasan Thailand - Myanmar di sepanjang Sungai Salween ini telah menyaksikan ketegangan militer yang meningkat beberapa waktu belakangan.

Pada tanggal 23 April, pasukan rezim militer Myanmar yang ditempatkan di seberang sungai dari desa lain di Thailand– Tha Hta Fung– melepaskan tembakan peringatan di atas sebuah perahu sipil yang membawa petugas patroli perbatasan Thailand, Bangkok Post melaporkan. Seorang pejabat pemerintah Thailand kemudian menggambarkan insiden itu sebagai kesalahpahaman.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.