Batalkan Larangan, India Terima Pengungsi Warga hingga Polisi Myanmar yang Membelot
Perbatasan Myanmar (kiri) dan India (kanan) dibelah oleh Sungai Tiau (Wikimedia Commons/Ericwinny)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Negera Bagian Manipur, India membatalkan perintah mereka terkait pengusiran kembali warga Myanmar yang melarikan di dari Tamu Wilayah Sagaing, pada Sabtu pekan lalu, menurut Imphal Free Press.

Pada 26 Maret, otoritas urusan dalam negeri di Manipur mengeluarkan instruksi untuk tidak memberikan bantuan kepada warga negara Myanmar yang melarikan diri ke India, setelah kudeta militer 1 Februari.

Namun, pada tanggal 30 Maret Sekretaris Khusus Dalam Negeri Pemerintah Manipur mengatakan, perintah sebelumnya telah disalahartikan dan telah memutuskan untuk mencabut surat sebelumnya untuk menghindari kesalahpahaman.

"Pemerintah negara bagian telah mengambil semua langkah kemanusiaan, termasuk membawa warga Myanmar yang terluka ke Imphal untuk perawatan. Pemerintah negara bagian terus memberikan semua bantuan," kata Sekretaris Khusus Gyan Prakash, seperti dilansir The Irrawaddy dari Imphal Free Press.

Seorang warga Tamu mengatakan, pada 29 Maret pihak berwenang Manipur menerima orang tua, anak-anak dan mereka yang memegang kartu identitas yang masih berlaku.

"Mereka menerima orang tua dan anak-anak. Tampaknya mereka menerima mereka yang memegang KTP Myanmar dan mereka yang memiliki kontak di Manipur. Tapi, mereka tidak menerima banyak orang yang tidak memiliki kontak di India. Beberapa orang dari desa Chin di perbatasan telah melarikan diri. Tapi para pemuda desa tidak bisa melarikan diri," tuturnya.

Seorang warga sipil tewas dan tujuh lainnya terluka di Tamu selama tindakan keras rezim militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa anti-rezim pada 25 dan 26 Maret.

"Menurut saya, warga Tamu masih belum perlu mengungsi dari rumah mereka. Situasi di sini tidak separah di tempat lain. Melarikan diri dapat menyebabkan ketakutan dan dapat menyebabkan eksodus lebih lanjut. Saya berpartisipasi dalam protes. Aku bisa kabur tapi belum. Saya ingin mengajak masyarakat untuk saling mendukung," kata salah satu warga Tamu.

Sementara itu, otoritas Negara Bagian Mizoram, India menyediakan perlindungan bagi ratusan polisi yang membelot melakukan aksi mogok, pegawai pemerintah dan warga sipil.

Pada 21 Maret, Ketua Menteri Mizoram Pu Zoramthanga mengadakan pembicaraan dengan Penjabat Menteri Luar Negeri Daw Zin Mar Aung dari Komite Perwakilan Parlemen Myanmar (CROH). Kepala menteri Mizoram juga mendesak pemerintah India untuk membantu warga Myanmar yang melarikan diri ke India.

Diketahui, Manipur dan Mizoram adalah dua di antara empat negara bagian India yang berbagi perbatasan dengan Myanmar, memungkinkan pergerakan orang dan barang dengan mudah.

Pengungsi yang melarikan diri dari tindakan keras militer terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi Myanmar juga mulai melarikan diri ke Thailand.

Pemerintah di sana mengatakan orang-orang akan diterima atas dasar kemanusiaan. Tetapi seorang pejabat Thailand di perbatasan, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada Reuters bahwa tentara masih mengirim sebagian besar kembali karena dianggap aman di sisi lain.

Namun demikian, lebih dari selusin orang diizinkan menyeberang ke Thailand pada Selasa untuk perawatan medis, kata saksi mata Reuters.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.