Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Filipina berencana menggunakan beberapa obat untuk mengatasi virus corona, sebagai alternatif vaksin COVID-19, termasuk obat anti-parasit ivermectin.

Meski regualtor makanan dan obat-obatan setempat memperingatkan penggunaan ivermectin, karena masih kurangnya bukti manfaat. Namun, sejumlah politisi di Filipina mulao mempromosikan Ivermectin.

Beberapa politisi di Filipina telah mulai mempromosikan penggunaan ivermectin untuk virus corona dan memberikan dosis gratis, meskipun regulator makanan dan obat-obatan negara tersebut telah memperingatkan penggunaan tersebut karena kurangnya bukti untuk obat tersebut sebagai pengobatan.

"Uji klinis untuk ivermectin, yang dapat berlangsung selama enam bulan, akan memberi kita perkiraan yang lebih dapat diandalkan tentang efek invermectin sebagai agen anti-virus pada pasien ringan dan sedang (COVID-19)," kata Menteri Sains dan Teknologi Fortunato Dela Pena, dalam presentasinya pada Senin malam, melansir Reuters, Selasa 20 April.

Filipina mencari alternatif obat COVID-19, seiring dengan lonjakan infeksi baru. Program vaksinasi yang digulirkan baru menjangkau 1,3 juta orang dari 108 juta populasi penduduk. 

Jumlah kasus infeksi COVID-19 di Filipina telah mencapai lebih dari 945.000 kasus COVID-19, dengan angka kematian lebih dari 16.000 kematian. 

Lebih jauh Dela Pena menerangkan, pemerintah juga telah menyetujui uji klinis formulasi baru metilprednisolon, steroid dan melatonin, sebagai pengobatan untuk COVID-19.

"Pemerintah juga akan memulai uji coba suplemen herbal, yang berasal dari tanaman tawa-tawa asli yang dapat melawan demam berdarah. Tes yang sedang berlangsung menggunakan minyak kelapa murni untuk pasien COVID-19 yang parah," ungkapnya.

"Kami sedang mencoba beberapa (obat). Itu mungkin bukan vaksin tapi berpotensi mempercepat pemulihan," tandas Dela Pena.

Untuk diketahui, tablet Ivermectin telah disetujui untuk mengobati beberapa infeksi akibat cacing dan untuk mengobati parasit pada hewan.

Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bulan lalu merekomendasikan untuk tidak menggunakan ivermectin pada pasien dengan COVID-19 kecuali untuk uji klinis, karena kurangnya data yang menunjukkan manfaatnya.