Bagikan:

JAKARTA - Tingkat kepuasan publik terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hanya sebesar 38,9 persen. Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Jakarta Research Center (JRC). Sementara ketidakpuasannya mencapai 53,0 persen, dan sisanya tidak/tahu jawab sebesar 8,1 persen.

Atas hasil survei yang dirilis pada Jumat, 16 April lalu, Rektor Universitas Ibnu Chaldun Husni Umar malah tidak sependapat. Sambil me-retweet pemberitaan berjudul 'Survei JRC: Tingkat Ketidakpuasan Publik terhadap Anies Baswedan 53,0 Persen," survei dianggap hanya industri yang mencari untung.

"Hasil survei ditentukan yang memodali. Apa anda percaya survei ini? Kalau saya sama sekali tidak percaya," kata Husni lewat akun twitternya, @musniumar, Senin, 19 April. 

Cuitan Husni Umar ini mendapat respon dari mantan politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean. Menurutnya, pendapat Husni adalah bentuk pelecehan terhadap kredibilitas lembaga survei. 

"Apa kawan2 lembaga survey tidak ingin mensomasi @musniumar? Ini bentuk pelecehan terhadap ilmu survey dan fitnah terhadap lembaga survey yg dituduh hasilnya sesuai pesanan pemodal," tegas Ferdinand.

Direktur Komunikasi JRC Alfian P dalam siaran persnya, di Jakarta, dilansir Antara, Jumat, 16 April lalu memberi lampu merah bagi Anies dengan hasil survei ini. "Ini menjadi peringatan bagi Anies jika berencana maju kembali dalam Pilkada DKI Jakarta, ataupun menuju panggung politik nasional."

Kinerja Anies yang biasa-biasa saja dinilai tidak ada terobosan dan inovasi yang signifikan, membuat sebagian besar publik Jakarta merasa tidak puas. Nama Anies sendiri diunggulkan masuk dalam berbagai survei Pilpres 2024.

Tetapi, kata Alfian, tingginya ketidakpuasan publik selama Anies memimpin DKI Jakarta bisa menjadi batu sandungan bagi Anies jika ingin melangkah ke tingkat nasional.