JAKARTA - Kadiv Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo menyebut jumlah pelanggaran yang dilakukan anggota kepolisian mengalami peningkatan di awal 2021. Bahkan, bentuk pelanggaran semakin bermacam-macam.
"Seperti kita ketahui bersama bahwa di awal tahun 2021 dan tahun-tahun sebelumnya terjadi peningkatan jumlah pelanggaran anggota Polri secara kualitas dan kuantitas," ucap Irjen Sambo dalam rapat kerja teknis (rakernis) di Mabes Polri, Selasa, 13 April.
Berdasarkan data, Sambo menyebut setidaknya ada ratusan pelanggaran yang terbagi menjadi_3 kategori. Di antaranya 536 pelanggaran disiplin, 279 pelanggaran KEPP (Kode Etik Profesi Polri), dan 147 pelanggaran pidana.
Untuk itu, Sambo yang memaparkan data itu di hadapan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf atas kinerja yang belum maksimal. Sehingga, dalam waktu dekat permasalahan ini bakal diselesaikan.
"Untuk itu, kami menyampaikan permohonan maaf kepada bapak Kapolri terhadap pelaksana tugas yang belum maksimal dari Div Propam Polri dan jajaran sehingga terjadi peningkatan secara kualitas dan kuantitas dalam pelaksanaan kegiatan pelanggaran anggota di lapangan," kata Sambo.
BACA JUGA:
Sejauh ini, upaya penyelesaian persoalan sudah pada tahap pencarian penyebab banyaknya anggota Polri yang melanggar aturan. Pencarian penyebab ini pun bekerja sama dengan akademisi dan tim independen.
"Sehingga dengan data yang tepat, melalui penelitian dan survei akurat dapat dirumuskan pula penanganan pelanggaran Polri ke depan," kata dia.
Menanggapi hal itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyambut baik soal dilibatkannya tim di luar Polri untuk mencari penyebab meningkatnya pelanggaran anggota kepolisian.
Tapi, yang menjadi catatan penindakan dan terhadap para anggota Polri yang melakukan pelanggaran haruslah adil dan sesuai aturan.
"Saya sambut baik Sambo melibatkan tim survei untuk dalami terkait angka-angka yang terjadi apa sebabnya, latar belakangnya. Maka akan didapatkan metode cara bertindak yang benar, karena penyimpangan-penyimpangan dari beberapa pendapat ahli. Mungkin karena pengaruh dari lingkungan, karena kepepet," kata Sigit.