Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pemerintah memberikan bantuan berupa uang Rp500 ribu per bulan bagi keluarga yang rumahnya terdampak hingga rusak akibat banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"BNPB dan Pemerintah Provinsi NTT akan memberikan bantuan berupa dana hunian sementara sebesar Rp500 ribu rupiah per keluarga yang akan diberikan per bulan," kata Doni Monardo dalam keterangannya, Rabu, 7 April.

Doni menyebut dana bantuan ini dapat digunakan masyarakat yang rumahnya rusak akibat bencana di wilayah NTT untuk menyewa tempat tinggal di rumah sanak kerabatnya.

Dengan begitu para warga tidak berkumpul dan berkontak langsung dalam tenda pengungsian dan lantas menyebarkan penularan COVID-19.

"Warga yang rumahnya rusak dan tidak bisa dihuni akan didata terlebih dahulu oleh pemerintah daerah setempat, seperti pengumpulan nama, ktp, dan persyaratan lainnya. Jika datanya sudah terkumpul dan telah terverifikasi, bantuan dana tersebut sudah bisa diberikan sehingga warga bisa langsung menempati rumah sanak kerabatnya," ujar Doni.

Saat ini, korban meninggal akibat banjir NTT yang ditemukan sebanyak 124 orang. Pencatatan ini diakumulasikan per pukul 14.00 WIB.

Dari 124 jiwa yang meninggal, 67 jiwa dari Kabupaten Flores Timur, 28 orang dari Lembata, 21 orang dari Kabupaten Alor, 3 orang dari Kabupaten Malaka, 2 dari Kabupaten Sabu Raijua, 1 dari Kota Kupang, 1 dari Ende, dan 1 dari Kabupaten Kupang.

Kemudian, masih ada 74 orang yang hilang dan sedang dalam pencarian. Berdasarkan laporan yang diterima, orang hilang dari Flores Timur 6 orang, Lembata 44 orang, dan Kabupaten Alor 24 orang.

Selain itu, sebanyak 129 orang mengalami luka-luka. Sebanyak 668 rumah rusak berat, 272 rumah rusak sedang, 154 rumah rusak ringan. Kemudian, 87 fasilitas umum rusak berat dan 24 rusak berat.

Berdasarkan update terbaru BMKG tanggal 7 April pukul 01.00 WIB, diperkirakan Hujan Sedang hingga Lebat akan melanda wilayah Jawa bagian Tengah hingga Bali dan NTB. Gelombang Laut tinggi juga masih akan terjadi di wilayah perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.