102 Rumah Rusak akibat Angin Kencang dan Banjir Bandang Terjang Kabupaten Bandung
102 rumah rusak akibat diterjang angin kencang dan banjir bandang di Kabupaten Bandung (Foto: dok. BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 102 rumah rusak akibat diterjang angin kencang dan banjir bandang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Senin, 25 Desember.

Rincianya, sebanyak 14 rumah rusak berat, 2 rusak sedang dan 62 rusak ringan akibat angin kencang. Lalu, terdapat 6 rumah rusak ringan setelah diterjang banjir bandang.

"Laporan visual yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, beberapa bangunan yang diterjang angin kencang mengalami kerusakan di bagian atap," kata Plt Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa, 26 Desember.

"Di samping, itu ada bangunan yang roboh hingga rata dengan tanah. Di sisi lain, rumah warga yang berada di bantaran sungai mengalami kerusakan dinding belakang setelah terdampak banjir bandang," lanjutnya.

Abdul Muhari menjelaskan, bencana hidrometeorologi ini diawali dengan curah hujan tinggi. Sebanyak enam warga luka ringan setelah tertimpa material bangunan.

"Warga yang terluka segera mendapat perawatan intensif. Sementara untuk kejadian banjir bandang nihil korban jiwa," ucap dia.

Berdasarkan kaji cepat sementara, sebanyak 82 KK/312 jiwa yang tinggal di wilayah Kecamatan Baleendah, Ciparay dan Anjasari terdampak bencana angin kencang. Sedangkan, banjir bandang terjadi di Kecamatan Dayeuhkolot.

Kini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, bersama unsur TNI, Polri, dan pemerintah daerah setempat bergotong royong untuk melakukan pembersihan material bangunan. Pemerintah memberikan bantuan logistik dan peralatan kepada warga terdampak banjir bandang.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatotologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan deras dan dapat disertai petir juga angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bandung hingga akhir tahun 2023.

"Menyikapi hal itu, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan," ungkap Abdul Muhari.