Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mempercepat perbaikan infrastruktur, termasuk jaringan telekomunikasi yang terdampak bencana di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Hal ini disampaikannya saat memberikan arahan dalam rapat terbatas yang membahas penanganan bencana di Provinsi NTB dan NTT melalui video conference di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 6 April.

"Ini Pak Menteri PU lagi, untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak," kata Jokowi seperti yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 6 April.

Perintah ini diberikan setelah eks Gubernur DKI Jakarta ini melihat banyak infrastruktur yang rusak akibat diterjang banjir bandang dan tanah longsor di dua provinsi tersebut. 

"Saya melihat ada beberapa jembatan roboh, akses jalan juga," tegasnya.

Tak hanya itu, Basuki juga mendapat perintah untuk memperbaiki sejumlah hal termasuk jaringan listrik, komunikasi, hingga distribusi bahan bakar minyak (BBM). Hal ini harus dilakukan supaya masyarakat yang terdampak bencana bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

"Segera pulihkan jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan internet, juga distribusi logistik, dan BBM. Sehingga, bantuan ini dapat segera tersalurkan ke masyarakat yang menjadi korban bencana," ujar Jokowi.

Selain memerintah Basuki, Jokowi juga memerintahkan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo bersama pemerintah daerah segera mendata titik pengungsian. Hal ini bertujuan untuk memastikan logistik yang diperlukan.

"Segera data titik pengungsian, pastikan logistiknya, tendanya, dapur lapangannya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi para pengungsi juga kebutuhan bayi dan anak-anak terutama air bersih dan MCK-nya," katanya.

Diberitakan sebelumnya, data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin, 5 April pukul 23.00 WIB Total korban jiwa dalam bencana banjir NTT berjumlah 128 warga meninggal dunia. Rinciannya, Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. 

Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21. 

Selain itu, sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT.