BNPB: Masa Darurat Bencana NTT 2 Pekan, Posko Bantuan Satu Pintu
Kepala BNPB Doni Monardo (DOK ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan pemerintah tengah berkoordinasi untuk menetapkan masa darurat bencana banjir juga longsor di NTT. Masa darurat bencana akan diterapkan dua pekan dan dapat diperpanjang sesuai kondisi di lapangan nantinya. 

“Tanggap darurat nanti kita komunikasikan. Bisa tahap awal 2 minggu, kemudian bisa diperpanjang 2 minggu tergantung kebutuhan. Kemudian menjelang berakhirnya tanggap darurat, bisa jadi diperpanjang lagi dengan transisi darurat. Jadi ini merupakan payung hukum bagi pengelola keuangan, baik di pusat maupun di daerah, atas dasar status yang ditetapkan oleh para pimpinan di daerah,” kata Doni Monardo, Senin, 5 April

Sementara posko bantuan, Doni Monardo memastikan akan membuka posko satu pintu. Agar setiap bantuan terkoordinasi dengan baik untuk warga korban bencana di NTT. Pemegang kendali di posko bantuan ini menurut Doni Monardo bisa dari pejabat Pemprov NTT atau unsur TNI dan Polri. 

“Semua pengaduan itu harus masuk pada satu pintu. tidak boleh masing-masing lembaga yang ada di daerah itu membuat posko. Seperti halnya Flores Timur, maka (posko) pokoknya ada di Larantuka. Kemudian posko taktisnya ada di lapangan, yaitu di Adonara sehingga semua bantuan itu harus melalui satu pintu. nanti posko utama lah yang akan menyalurkan bantuan itu kepada daerah yang terdampak termasuk dukungan kebutuhan prioritas apa yang harus disalurkan,” sambungnya.

Bila ada daerah yang belum menerima bantuan, maka koordinasi menurut Doni Monardo bisa dilakukan dengan posko utama. 

“Sebaiknya seluruhnya melakukan koordinasi dengan posko, tidak boleh bergerak sendiri (yang ) akhirnya dapat menimbulkan ketidakseimbangan, nanti ada yang terima bantuan dan ada yang tidak,” kata dia. 

Sementara itu Wagub NTT Josef A Nae Soi mengatakan bencana banjir dan longsor di NTT menyebabkan belasan desa terisoloir.

Di Kabupaten Malaka ada 6 desa terisolir. Terjangan banjir membuat jembatan di sungai terputus. 

“Di Kabupaten Malaka ada 6 desa, sungainya jembatannya putus,” Wagub NTT Josef A Nae Soi.

Sementara di pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur terdata 6 desa terisolasi. Penyebabnya jalanan longsor. 

“Kemudian di Sabu Raijua, ada 6 kecamatan yang terisolasi karena jalannya putus dan jembatan putus,” sambung Josef Nae Soi.