Bagikan:

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta unsur terkait masih melakukan evakuasi korban bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Ada tambahan metode pencarian yang digunakan, yakni dengan mengerahkan SAR dog atau anjing pelacak. Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Raditya Jati menyebut, anjing pelacak diturunkan dari dukungan Polri dan Jakarta Rescue

"Jakarta Rescue mengirimkan tujuh SAR dog dan Polri mengirimkan enam anjing K9," kata Raditya dalam keteranganya, Jumat, 9 April.

Ketujuh anjing pelacak Jakarta Rescue yang dikerahkan oleh BNPB ini berasal dari beberapa unit, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jakarta Timur dan Jawa Tengah. Dukungan 1 SAR dog berada di Adonara, sedangkan 4 SAR dog di Lembata. Jakarta Rescue menyiagakan 2 lainnya di Kupang. 

"Rencananya 1 SAR dog akan digerakkan ke Kabupaten Kupang esok hari pada Sabtu, 9 April," ujar Raditya.

Kemudian, anjing jenis K9 milik Polri terdiri Belgian Malinois 3 ekor, German Shepherd 2 dan Pointer 1. Keenam anjing membantu pencarian korban hilang di Adonara sejumlah 3 ekor dan Lembata 3 ekor. 

"Esok hari, Mabes Polri akan menambah 10 anjing untuk membantu pencarian," ungkapnya.

Dalam rapat koordinasi penanganan darurat bencana siklon tropis Seroja, Kepala BNPB Doni Monardo menyampaikan untuk memaksimalkan SAR dog di ketiga wilayah. Terkait dengan penambahan SAR dog, Doni mengarahkan kekuatan tersebut di wilayah Alor. 

Doni menyampaikan bahwa dukungan SAR dog sangat membantu petugas dalam pencarian korban maupun dalam mengarahkan alat berat di lokasi.

“SAR dog efektif untuk menyasar jenazah yang tertimbun,” tutur Doni

Pencarian dan evakuasi di lapangan dilakukan dari berbagai unsur seperti Basarnas, TNI, Polri, SAR gabungan, sukarelawan dan warga setempat. Medan berat dan kondisi lapangan dan kurangnya alat berat menghambat operasi di lapangan. 

Masing-masing posko terus melakukan upaya penanganan darurat seperti pencarian dan evakuasi korban, pelayanan warga dipengungsian, pendistribusian bantuan, pendataan maupun pembukaan akses yang terisolisasi. 

Berdasarkan data yang dimiliki BNPB per Kamis, 8 April pukul 20.00 WIB, korban meninggal akibat bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini mencapai 163 orang. Sementara, 45 orang masih hilang.