Dihadang Cuaca dan Gelombang Laut, Kepala BNPB Berangkat ke Adonara, Flores Timur Besok Pagi
Ilustrasi-Banjir di Adonara, NTT (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo telah tiba di Larantuka, Flores Timur sore ini. Doni hendak berangkat ke lokasi bencana banjir bandang di Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebenarnya, Doni tiba di Maumere sejak pagi tadi, berangkat dari Bandaran Halim Perdanakusuma dan tiba di Bandara Fraks Seda Maumere.

Saat ingin melanjutkan perjalanan ke Pulau Adonara, ternyata cuaca buruk menghambat. Sehingga, Doni beserta rombongan perwakilan kementerian dan lembaga lainnya menggunakan jalur darat ke Larantuka, untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Pulau Adonara.

"Kendala cuaca menyebabkan perjalanan dari Maumere menuju Larantuka ditempuh menggunakan jalur darat. Selain itu, gelombang tinggi juga menunda perjalanan dari Larantuka menuju Adonara hari ini," kata Doni dalam keterangannya.

Oleh sebab itu, Doni berencana akan melanjutkan perjalanan meninjau lokasi banjir bandang dan tanah longsor di Adonara pada esok hari.

Dalam rangka memberikan percepatan penanganan banjir di NTT, Doni juga memberikan instruksi untuk pengerahan helikopter guna memberikan bantuan logistik dan keperluan lainnya. 

"Kita sudah memerintahkan untuk mengirimkan helikopter untuk membantu upaya percepatan penanganan banjir di NTT" ungkap Doni.

Total, ada tiga helikopter yang dikerahkan. Doni bilang, dua helikopter akan digunakan untuk mendistribusikan bantuan logistik di beberapa desa yang terisolasi karena akses jalan tertutup.

Sementara, satu helikopter lainnya mengangkut tenaga medis ke sejumlah titik posko darurat, selanjutnya digunakan untuk mengakomodasikan para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan.

Terpisah, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menyebut data tersebut dihimpun setelah petugas melakukan evakuasi hingga Senin, 5 April pukul 14.00 WIB.

"Data meninggal dunia masih dalam proses pendataan dan masih dinamin, yang kami himpun dari semua wilayah terdampak ada 68 orang meninggal dunia," kata Raditya dalam tayangan Youtube BNPB Indonesia.

Rinciannya, korban meninggal dunia terbanyak di Kabupaten Flores Timur sebanyak 44 jiwa, lalu korban meninggal dunia di Kabupaten Lembata 11 jiwa, di Kabupaten Alor 11 jiwa, dan di Kabupaten Ende 2 jiwa. 

"Ini masih dinamis, masih ada orang yang masih hilang sekitar 70 orang dengan rincian 26 di Flores Timur, 16 di Lembata, dan 28 di Alor)," ujar dia.

Adapun kerugian materiil berupa 25 unit rumah rusak berat, 114 unit rumah rusak sedang, 17 unit rumah hanyut, 60 unit rumah terendam, 743 unit rumah terdampak, 40 titik akses jalan tertutup pohon tumbang, 5 jembatan putus, 1 fasilitas umum terdampak, san 1 kapal tenggelam.

"Selain itu, tercatat ada 15 orang luka-luka dan 938 kepala keluarga atau 2.655 jiwa yang terdampak banjir," tuturnya.