JAKARTA - Kapusdatinkom Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati memaparkan perkembangan korban bencana banjir bandang di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Raditya menyebut, sementara ini tercatat 41 orang meinggal duia, 9 orang luka-luka, 27 orang hilang, dan 49 keluarga terdampak.
"Data ini sangat dinamis, kita sedang melakukan verifikasi ulang. Ini data per 17.30 WIB," kata Raditya dalam tayangan YouTube BNPB Indonesia, Minggu, 4 April.
Raditya menuturkan, ada 4 kecamatan yang terdampak dan 7 desa di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terdampak banjir bandang.
BACA JUGA:
Wilayah tersebut adalah Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur, Desa Oyang Barang dan Desa Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado, Desa Waiwadan dan Desa Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.
"Kerugian material sementara ini tercatat ada puluhan rumah tertimbun lumpur di Desa Lamanele Kecamatan Ile Boleng, pemukiman warga sekitar hanyut terbawa banjir, lima jembatan putus, serta puluhan rumah masih terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat," jelas Raditya.
Pihak pemerintah daerah telah melakukan rapat terbatas antara Bupati, TNI, Polri dan instansi terkait. Salah satunya dengan pembentukan posko penanganan darurat.
Sayangnya, ada satu kendala, yakni sulitnya akses penyeberangan laut ke Pulau Adonara. Sebab, hujan, angin dan gelombang yang tinggi mengakibatkan pelayaran tidak diperbolehkan oleh otoritas setempat.
"BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Flores Timur dan memantau penanganan darurat. Apabila dibutuhkan mobilisasi bantuan, BNPB telah siap dengan pengerahan sumber daya," jelasnya.