Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan rumah di Nusa Tenggara Timur (NTT) selesai pada akhir September 2021.

Rumah ini dibuat sebagai pengganti rumah warga NTT yang rusak akibat diterjang banjir bandang pada awal April lalu.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut, rekonstruksi pada wilayah terdampak banjir NTT tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.

“Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Basuki dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Selasa, 18 Mei.

Bangunan rumah tahan gempa ini memiliki tipe 36 tunggal. Rumah ini akan disalurkan di dua wilayah yakni Kabupaten Lembata sebanyak 700 unit dan 300 unit di Kabupaten Flores Timur.

Rumah instan sederhana sehat (risha) ini dibangun dengan teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan tiga jenis modul beton bertulang pada struktur utamanya.

"Setelah pembangunan fisik hunian tetap rampung, langkah selanjutnya adalah dimulainya proses penghunian yang akan diatur oleh masing-masing pemerintah daerah," ucap dia.

Sebagai informasi, banjir bandang menerjang NTT dan sebagian daerah di NTB pada Minggu, 4 April sekitar pulul 01.00 WITA. Banjir ini dipicu oleh munculnya siklon tropis Seroja. Per tanggal 18 April lalu, sedikitnya 181 orang dinyatakan meninggal dan 48 masih hilang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir bandang NTT ini adalah yang paling parah sejak 10 tahun terakhir. Pada 10 tahun lalu pernah terjadi banjir besar di NTT, yakni pada 3 November 2020 dan 11 April 2011.