KUPANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat selama triwulan pertama atau pada Januari -Maret 2023 terjadi 84 peristiwa bencana alam yang melanda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kasus bencana alam yang terjadi selama bulan Januari-Maret mencapai 84 peristiwa bencana alam. Jumlah bencana alam ini termasuk tinggi," kata Kepala Pelaksana BPBD NTT Ambrosius Kodo dikutip ANTARA, Jumat, 9 Juni.
Ia memaparkan pada Januari terdapat 21 peristiwa bencana alam, kemudian pada Februari ada 51 kejadian bencana, dan pada Maret 2023 terdapat 17 kejadian bencana alam.
Dampak kerusakan akibat bencana alam menyebabkan 488 rumah penduduk rusak berat, 322 rusak sedang, 490 unit rumah rusak sedang, dan 1.449 rumah teredam banjir.
Peristiwa bencana alam yang terjadi itu berupa banjir 27 kejadian, angin kencang 12 kejadian, cuaca ekstrem 24 kejadian, gelombang pasang lima kejadian, tanah longsor 15 kejadian, dan gempa bumi satu kejadian.
Ia mengatakan bencana alam yang melanda wilayah provinsi berbasis kepulauan itu telah mengakibatkan 11 orang meninggal, dua orang hilang, dan lima orang mengalami luka-luka, dan 757 orang mengungsi, serta 19.166 jiwa terdampak bencana alam.
"Banjir mendominasi peristiwa bencana alam pada triwulan pertama karena saat itu terjadi cuaca ekstrem di NTT yang menyebabkan terjadi banjir di sejumlah daerah seperti Pulau Timor, Flores, Sumba dan Rote Ndao," kata Ambrosius Kodo.
BACA JUGA:
Peristiwa bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kupang merupakan tertinggi selama periode triwulan pertama yaitu 17 kejadian banjir.
Lebih lanjut ia mengatakan NTT mulai memasuki musim kemarau sehingga perlu diwaspadai terjadinya bencana alam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) maupun kekurangan air bersih untuk kebutuhan konsumsi warga maupun bagi kebutuhan usaha pertanian.