JAKARTA - Hasil survei SMRC menunjukkan nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi kandidat calon presiden dengan dukungan terbanyak.
Menanggapi hasil survei, Ketua DPD Gerindra DKI Ahmad Riza Patria mengaku menyambut baik hasil survei tersebut. Namun, ia merasa saat ini masih terlalu awal untuk menentukan keterpilihan capres pada Pemilu 2024.
"Bicara 2024, saya kira masih terlalu pagi. Sekalipun memang bangsa kita ini bangsa yang sudah gandrung dengan politik. Jadi, jangankan 5 tahun ke depan, presiden belum dilantik juga sudah bicara 2024," kata Riza dalam diskusi virtual, Kamis, 1 April.
Meski demikian, Riza mengaku perolehan suara capres dalam survei ini akan dijadikan dasar bagi Gerindra untuk merencanakan pengusungan calon presiden di kontestasi politik tahun 2024.
"Mudah-mudahan ke depan Partai Gerindra bisa jadikan hasil survei ini sebagai pijakan, rujukan, dan evaluasi agar dapat meningkatkan elektabilias Pak Prabowo dan tentu Partai Gerindra dan kader-kader lainnya," ujar Riza.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas menyebut, Prabowo Subianto menempati urutan pertama dukungan calon presiden sebesar 20 persen, jika nama Joko Widodo dikeluarkan dari bursa survei.
Sebab menurut Undang-Udang Dasar NRI 1945, Jokowi tidak lagi boleh maju sebagai calon presiden karena batas maksimal menjabat adalah 2 periode.
Selain itu, Anies mendapat dukungan 11,2 persen. Kemudian, nama Ganjar Pranowo mendapat dukungan 8,8 persen, Sandiaga Uno 5 persen, Ridwan Kamil 4,8 persen, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 4,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 3,5 persen, Tri Rismaharini 3,1 persen, dan nama lainnya di bawah 3 persen. Kemudian yang tidak menjawab 17,6 persen.
"Dalam pertanyaan semi-terbuka, Prabowo mengalami kenaikan dukungan secara signifikan menjadi 20 persen. Nama-nama lain juga muncul namun dengan selisih yang signifikan di bawah Prabowo," jelas Sirojudin.
BACA JUGA:
Melihat hasil survei ini, Sirojudin menyebut di antara tokoh-tokoh yang potensial maju jadi calon presiden belum ada tokoh yang menonjol selain Jokowi.
"Prabowo paling atas tapi belum meyakinkan untuk seorang tokoh yang sudah dua kali menjadi calon. Dukungannya baru 20 persen dalam simulasi semi terbuka dan cenderung tidak naik," ungkapnya.
Survei ini dilakukan pada periode 28 Februari hingga 8 Maret 2021. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.220 responden yang dipilih secara acak. Adapun margin of error survei ini diperkirakan sekitar 3,07 persen dan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen.