Demokrat Kubu Moeldoko: AHY atau SBY Tak Usah Panik
Moeldoko menyampaikan pidato perdana saat Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat (Foto: Endi Ahmad/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - DPP Partai Demokrat kubu Moeldoko balas menanggapi konferensi pers Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berlangsung Senin, 29 Maret.

Juru Bicara Partai Demokrat, Muhammad Rahmad mengatakan, AHY dan jajarannya sudah dinyatakan demisioner. Bahkan, Majelis Tinggi yang dipimpin ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun sudah dibubarkan oleh Kongres Luar Biasa Partai Demokrat. 

"Kepengurusan DPP sekarang adalah Partai Demokrat pimpinan Jend TNI (Purn) Moeldoko," ujar Rahmad dalam keterangan yang diterima Selasa, 30 Maret.

Menurut Rahmad, AHY dan SBY tidak perlu panik menanggapi konflik yang ada di dalam tubuh partai berlambang bintang mercy itu. Apalagi sampai menyinggung soal radikalisme. Padahal paham tersebut berkembang di jaman ayahnya memimpin Indonesia.

"AHY atau SBY tidak perlu panik, kebakaran jenggot atau mengulang ulang kata berbohong. Jelaskan saja ke masyarakat luas, kenapa organisasi radikal bisa tumbuh subur di Indonesia di era kepemimpinan SBY sebagai presiden sekaligus sebagai ketua umum dan ketua majelis tinggi Partai Demokrat," tegas Rahmad.

Rahmad menegaskan, kepengurusan DPP Partai Demokrat yang baru sudah didaftarkan ke Kemenkumham sesuai peraturan perundangan. Karena itu, DPP Partai Demokrat menghimbau kepada seluruh kader di Indonesia untuk tetap tenang dan sabar. 

"Situasi di internal partai akan tetap terkendali dan aman dibawah kepemimpinan Moeldoko," katanya.

Dia juga memastikan, apapun yang disampaikan AHY, tidak akan ada pengaruh lantaran kepengurusannya sudah dinyatakan demisioner oleh peserta Kongres di Deli Serdang. Moeldoko, kata dia, akan menertibkan internal partai dalam waktu dekat.

"Kami menghimbau kepada kader partai di daerah untuk tetap bersatu dan utuh didalam rumah besar Partai Demokrat. Moeldoko tidak akan membuang kader, apalagi pecat memecat seperti yang dilakukan AHY dengan sewenang wenang, seolah menempatkan dirinya sebagai pemilik Partai Demokrat," terang Rahmad.

Rahmad pun mengajak kader terus membangun dan membesarkan Partai Demokrat yang demokratis menuju Indonesia Maju. DPP PD akan mengembangkan budaya toleransi dan hidup dalam kerukunan yang harmoni, tolak intoleransi dan radikalisme di Indonesia. 

"Mari kita jaga Partai Demokrat dari pengaruh radikal, kesewenang-wenangan dan otokrasi keluargaisme. Partai Demokrat adalah milik kita semua masyarakat Indonesia, bukan milik satu dua orang," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY angkat bicara terkait konferensi pers yang dilakukan kubu Moeldoko di Hambalang beberapa waktu lalu.

Menurut AHY tokoh-tokoh yang terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) berusaha mendegradasi Partai Demokrat yang sah dengan mengangkat isu kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang yang saat itu menyeret sejumlah petinggi partai di dalamnya.

“Ada upaya dari kubu KSP Moeldoko untuk mendegradasi Partai Demokrat dengan mengangkat isu Hambalang, setelah kubu KSP Moeldoko tidak mampu menunjukkan legalitas penyelenggaraan KLB yang nyata-nyata perbuatan melawan hukum,” kata AHY dalam siaran langsung melalui kanal YouTube Agus Yudhoyono, Senin, 29 Maret.

AHY juga menyebut kubu Moeldoko berupaya mendiskreditkan Partai Demokrat dengan isu pertentangan demokrasi menjelang Pemilu 2024.

Dia pun mempertanyakan pertentangan ideologi yang dimaksud, agar tidak menyulut kemarahan kader dan simpatisan Partai Demokrat.

Putra Presiden ke-6 RI ini menyimpulkan, kubu KLB Deli Serdang tengah berusaha membangun citra buruk Partai Demokrat dengan berbagai cara.

“Hal itu bertujuan (agar) KSP Moeldoko mendapatkan pembenaran untuk tampil sebagai penyelamat. Ini adalah lagu lama dan mudah ditebak sebenarnya dan makin menunjukkan KSP Moeldoko dan gerombolannya tidak punya alasan yang fundamental dan telah keluar dari akal sehat,” ungkap AHY.