Ungkit Kasus Hambalang, Elite Demokrat KLB Sumut Singgung Ibas
DOK. ANTARA/MAX SOPACUA

Bagikan:

JAKARTA  - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Max Sopacua, menekankan Hambalang akan menjadi titik awal kepengurusan baru untuk maju dengan kepemimpinan Moeldoko.

Hal ini disampaikan Max Sopacua berbicara alasan pemilihan tempat konferensi pers DPP Partai Demokrat versi KLB Sibolangit.  Apalagi Hambalang menurut Max Sopacua tak lagi asing dengan Demokrat. 

Saat itu, Hambalang menjadi awal mula kemunduran bagi Demokrat pada kontestasi pemilu lantaran kasus korupsi.

"Kami tidak melupakan sejarah bahwa Hambalang juga bagian yang membuat Partai Demokrat turun ke bawah, elektabilitasnya hancur. Biar pun ada yang menikmati tanpa dihukum sekarang, biar ada yang menikmati tapi sudah melewati proses hukum," ujar Max Sopacua di Hambalang, Kamis 25 Maret.

Akan tetapi, kata Max, Demokrat di tangan Moeldoko akan mengembalikan citra Hambalang sekaligus membalikkan keadaan kejayaan partai.

"Demokrat pimpinan Moeldoko sebagai Ketua Umum untuk maju ke depan Insyaallah 2024 kami berjaya," kata Max.

Max Sopacua lantas mempertanyakan pihak yang  diduga ikut menikmati hasil korupsi proyek Hambalang. Max tegas menyebut nama anak bungsu Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. 

"Ibas dapat berapa Anas dapet berapa tidak disebutkan media. Anas masih menjalankan proses hukum, yang kita pertanyakan ini yang lain, yang tidak disentuh hukum," sindir Max.

Proyek Hambalang dibangun pada 2010 pada masa pemerintahan SBY. Tak sampai satu tahun, KPK mencurigai ada praktik korups dari mega proyek dengan anggaran hingga Rp 2,5 triliun itu. 

"Mega korupsi kan udah dipenjara, ada Nazaruddin, Angelina Sondakh sudah menjalani hukumannya semuanya. Yang kita pertanyakan, kenapa ada juga yang tidak?Ya mas Ibas juga disebutkan para saksi berapa banyak? kan belom (ditindaklanjuti.red). Yang masuk penjara kan kita tahu siapa-siapa  makanya kita kembali ke Hambalang. Kita kembali ke Hambalang bukan untuk korupsi tapi untuk maju ke depan membela negara," tutur Max.