Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Indonesia kembali menerima 16 juta bulk atau bahan vaksin COVID-19

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kedatangan belasan juta bulk dari perusahaan asal China, Sinovac ini adalah tahap ketujuh dari keseluruhan tahapan kedatangan vaksin di Tanah Air.

“Dari 16 juta tersebut secara kumulatif kita sudah punya berarti 53,5 juta vaksin, bulk vaksin,” katanya dalam konferensi pers yang ditayangkan usai meninjau kedatangan vaksin di Bandara Soekarno-Hatta yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 25 Maret.

Bulk vaksin tersebut selanjutnya akan dibawa ke Bio Farma untuk diolah menjadi vaksin COVID-19. Sebelum disuntikkan ke masyarakat, vaksin ini akan lebih dulu dievaluasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan.

“Tentu saja, nanti setelah diproduksi akan dievaluasi baik secara mutu oleh BPOM sebelum nanti akan dijadikan vaksin yang akan dipakai oleh masyarakat,” tegas Dante.

Ketersediaan vaksin ini sambungnya adalah hal vital dalam menjaga program vaksinasi. Sehingga, dengan kembali datangnya bulk vaksin ini bakal meningkatkan percepatan pemberian vaksinasi kepada masyarakat.

“Sehingga kita akan mencapai 181,5 juta vaksin yang akan kita jadikan target untuk mencapai memperoleh herd imunity atau kekebalan komunitas komunal dalam waktu yang cepat cepatnya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, program vaksinasi COVID-19 nasional ditargetkan diterima 181,5 juta orang. Mereka adalah masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas. Penerima vaksin mendapat dua kali dosis penyuntikan.

Pada tahap pertama, vaksin diperuntukkan bagi 1,5 juta tenaga kesehatan. Pada tahap kedua, vaksinasi COVID-19 diperuntukkan bagi kelompok lansia dan petugas pelayanan publik. 

Sasarannya sebanyak 21,5 juta lansia dan 16,9 juta petugas pubik. Mereka adalah pedagang pasar, pendidik, tokoh dan penyuluh agama, wakil rakyat, pejabat, pemerintah, ASN, TNI-Polri, petugas pariwisata, pelayanan publik, pekerja transportasi publik, atlet, serta pekerja media. Program ini berlangsung sampai bulan Mei.

Selanjutnya, vaksinasi akan dilakukan kepada 63,9 juta masyarakat rentan atau penduduk yang tinggal di daerah dengan risiko penularan tinggi. Kemudian, masyarakat lainnya sebanyak 77,7 juta orang. Secara keseluruhan, vaksinasi nasional ini akan dilakukan mulai April 2021 sampai Maret 2022.