Keras! Max Sopacua Bungkam Demokrat Kubu AHY: Tidak Tahu Sejarah, Tidak Punya Hati
Max Sopacua (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat kubu Moledoko, Max Sopacua, mengungkapkan alasan pemilihan jumpa pers di Hambalang Sport Center, Bogor, Jawa Barat.

Menurutnya, tempat ini merupakan awal sejarah runtuhnya elektabilitas Partai Demokrat ditangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Substansinya harus dicatat, tempat inilah salah satu bagian yang merontohkan elektabilitas PD ketika peristiwa itu terjadi," ujar Max dalam jumpa pers, Kamis, 24 Maret.

Paling penting lagi, sambung Max, Hambalang adalah sumbu penderitaan para kader yang terjebak kesalahan lantaran kasus korupsi Mega proyek Hambalang.

"Tetapi ada yang tidak tersentuh hukum yang juga menikmati hasil dari sini, ada yang tidak tersentuh hukum sampai hari. Mudah-mudahan segera," kata Max.

Max menyerukan kepada lembaga hukum dalam hal ini KPK untuk menindaklanjuti apa yang belum dilanjutkan dalam kasus yang menyerat nama mantan ketua umum Demokrat, Anas Urbaningrum itu.

"Kemudian ada saksi-saksi terhadap siapa saja yang menikmati Hambalang ini, jangan dibiarkan orang lain menderita dan jangan biarkan orang lain senang-senang malah bagai raja nanti di Partai Demokrat," cetusnya.

Max lantas membantah pernyataan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal perusak Partai Demokrat. Menurutnya, bukan dia dan inisiator KLB yang merusak partai akan tetapi pelaku-pelaku yang tidak bertanggungjawab pasca proyek Hambalang mangkrak.

"Kami para senior yang disebut AHY dan teman-temannya, saudara Yan Harahap dan Jansen Sitindaon, sebagai perusak PD. Ini manusia yang tidak punya hati dan tidak tahu sejarah," kata Max.

"Kalau dia tau sejarah Demokrat dia tidak pernah akan bilang kami perusak Demokrat. Kenapa dia tidak bilang Hambalang perusak Demokrat! Kenapa dia tidak menyebut orang yang tak tersentuh hukum dan bernaung di dalam kelompok mereka. Malah kami yang dibilang perusak Demokrat. Kami para senior, dia tidak punya otak, dia intelektual tapi otaknya di dengkul," sambungnya.

Max mengaku menyesalkan pernyataan anak buah AHY yang menuding para senior merusak partai namun tidak bicara jika ada proyek yang juga ikut merusak Partai berlambang bintang mercy itu.

"Nah disini lah kami ajak teman-teman datanglah ke Hambalang kita bicara soal Hambalang bukan bicara data yang lain. Dunia akhirnya tahu bahwa kenapa kita sekarang bikin konpers di Hambalang," kata Max.

Max mengatakan, pihaknya nekat membuat jumpa pers di Hambalang lantaran tempat itu merupakan bagian integral dari sejarah bagaimana Partai Demokrat elektabiltas mulai menurun. Dari 20,4 persen menjadi 10,2 peran dan saat ini tinggal 7,3 persen.

"Saya pelaku sejarah, kalau saya dibilang perusak Demokrat mari kita berdebat bahwa kami pelaku untuk merusak Demokrat. Terutama orang-orang AHY yaitu Yan dan Jansen, kita berjumpa di media mana saja. Kita tunggu untuk menyampaikan siapa yang merusak Demokrat sebenarnya!," tegas Max.

Max mengancam sewaktu-waktu akan membuka kembali siapa sebenarnya yang merusak partai Demokrat. Bahkan ia mengaku telah berbicara empat mata dengan salah satu pendiri PD yang telah berumur 102 tahun.

Karenanya, Max meminta Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly untuk menandatangani berkas hasil KLB Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Menkumham tandatangani lah SK KLB di Deli Serdang itu sebagai satu satunya pemilik Demokrat di Indonesia. Kita berdoa kepada Allah SWT," tutup Max bersamaan bunyi petir.