JAKARTA - Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat kubu Moeldoko, Saiful Huda Ems, mengungkapkan kabar yang mencengangkan dari kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pasca pengumuman keputusan Kemenkumham, tak lama lagi Partai Demokrat kepemimpinan AHY disebut akan mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB) yang bertujuan mengubah AD/ART Partai Demokrat 2020. Di mana dahulu, aturan tersebut diubah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di luar kongres.
"AD/ART 2020 yang terbukti banyak masalah karena melanggar konstitusi dan melanggar Undang-Undang Partai Politik, yang menempatkan Ketum AHY dan Ketua Majelis Tinggi Partai SBY sebagai layaknya raja diraja," ujar Saiful, Kamis, 1 April.
Dengan adanya KLB Sibolangit, Saiful mengungkapkan, keburukan SBY dalam memimpin partai satu per satu mulai ketahuan. SBY, kata dia, menjadikan Partai Demokrat sebagai partai politik yang menguras triliunan kas negara dan hanya menghasilkan koruptor-koruptor tangguh yang dilindunginya.
"Ini semua membuktikan bahwa KLB Sibolangit yang mendaulat Moeldoko sebagai Ketua Umum itu sejatinya sangat bermanfaat, dapat membongkar kebusukan-kebusukan politik SBY yang selama bertahun-tahun menguasai partai politik dengan keluarganya sendiri," ungkap dia.
BACA JUGA:
Karena itu, menurut Saiful, sudah menjadi kewajaran para kader yang berada dibarisan Moeldoko mengingatkan seluruh anak bangsa di negeri ini untuk tak lagi mempercayai SBY dan AHY.
"Kejahatan politiknya sudah terlampau banyak menumpuk. Sudah selayaknya bangsa Indonesia ini mengubur namanya di Candi Mangkrak Hambalang," tegas Saiful.
Sementera Deklarator Partai Demokrat Darmizal dikonfirmasi mengenai agenda KLB yang akan digelar AHY membenarkan. Darmizal merasa senang apabila AHY membuat KLB untuk memperbaiki AD/ART.
"Kami dapat cerita dari orang. Benar atau tidaknya harusnya mereka yang jawab. Saya harap itu benar, karena cerita yang kami dengar mereka akan melakukan KLB dengan agenda tunggal yaitu melakukan perbaikan AD/ART 2020, agar tidak bertabrakan dengan UU, kata orang, bukan kami," kata Darmiza.
Darmizal tidak mengungkap siapa orang itu. "Namanya orang, kami hanya mendengar. Kalau benar, kami bersyukur karena memahami kekeliruannya," kata Darmizal.