Bagikan:

JAKARTA - Tega, dua perempuan penumpang pesawat tega mengunci balita yang terbang bersama kakek-neneknya di toilet pesawat, lantaran menangis selama penerbangan maskapai China.

Peristiwa itu menimbulkan kemarahan di Negeri Tirai Bambu, memicu debat dari mengenai cara menangani anak yang menangis di tempat umum.

Insiden tersebut menjadi viral akhir bulan lalu, setelah salah satu dari dua wanita yang terlibat mengunggah video di media sosial Tiongkok, yang memperlihatkan mereka berada di dalam toilet terkunci bersama seorang gadis yang menangis, yang tampaknya berusia sekitar satu tahun.

"Kami tidak akan membiarkanmu keluar kecuali kamu berhenti menangis," seorang wanita yang duduk di toilet memberi tahu balita itu saat dia berjuang keluar dari pangkuan orang dewasa dan meraih pintu, menurut video yang diunggah di Douyin, TikTok versi Tiongkok, dilansir dari CNN 4 September.

Saat gadis itu berhenti menangis, wanita yang merekam video itu menggendongnya dan mengatakan kepadanya: "Jika kamu membuat suara lagi, kami akan kembali (ke kamar mandi).”

Insiden itu terjadi pada 24 Agustus di dalam pesawat Juneyao Airlines dari Kota Guiyang di barat daya menuju Shanghai.

Balita itu terbang bersama kakek-neneknya dan menangis tanpa henti selama penerbangan hampir tiga jam, kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan. Kedua penumpang membawa anak itu ke kamar kecil untuk "mendidiknya" dengan izin neneknya, pernyataan itu menambahkan.

Tetapi sehari kemudian, ketika kritik meningkat, departemen layanan pelanggan maskapai itu meminta maaf atas insiden itu dan "kelalaian kru," menambahkan mereka mengutuk perilaku kedua penumpang itu, menurut Southern Metropolis Daily yang dikelola pemerintah.

Salah satu wanita, yang mengunggah video itu secara daring, mengatakan niatnya adalah untuk memastikan "penerbangan yang tenang" bagi penumpang lain.

Tetapi, unggahannya itu segera mendapat reaksi keras, dengan banyak pengguna media sosial menuduhnya tidak berperasaan dan menindas anak itu. Belakangan, video itu kemudian dihapus.

"Orang dewasa berusia 30-an dapat mengalami gangguan emosional, tetapi orang-orang tidak membiarkan balita mengalaminya," kata satu komentar di platform Weibo mirip X di China, yang mengumpulkan ribuan suka.

"Kita semua pernah menjadi anak-anak. Jangan menjadi orang dewasa yang berdarah dingin," begitu bunyi komentar populer lainnya.

Banyak orang lain yang menyatakan kekhawatiran insiden tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak.

Beberapa media pemerintah Tiongkok juga turut menanggapi, menuduh kedua wanita tersebut melakukan perilaku yang "tidak pantas" dan menyerukan "pemahaman yang lebih besar" dari masyarakat terhadap anak-anak kecil yang tidak dapat mengendalikan emosi mereka.

Diketahui, keluhan tentang anak-anak kecil yang menangis atau bertingkah laku tidak senonoh di dalam pesawat dan kereta api telah menjadi tren di media sosial Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak yang menuduh orang tua tidak cukup berusaha untuk mengelola perilaku anak-anak mereka.

Insiden-insiden ini telah memicu perdebatan yang sedang berlangsung tentang pengasuhan anak di tempat umum di Tiongkok, di mana pemerintah berusaha keras untuk membujuk pasangan agar memiliki lebih banyak anak.