Bagikan:

JAKARTA - Regulator keselamatan penerbangan Eropa pada Hari Kamis memerintahkan pemeriksaan pada mesin jet Airbus A350-1000, setelah kebakaran mesin pada penerbangan pesawat jet penumpang Cathay Pacific.

Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengatakan, mereka bertindak untuk mencegah kejadian serupa setelah berkonsultasi dengan regulator dan penyelidik kecelakaan di Hong Kong, tempat Cathay berkantor pusat, serta Airbus dan pemasok mesin Rolls-Royce.

"Tindakan ini merupakan tindakan pencegahan, berdasarkan informasi yang diterima dari penyelidikan awal insiden serius Cathay Pacific baru-baru ini dan temuan maskapai dalam inspeksi berikutnya," kata Direktur Eksekutif EASA Florian Guillermet dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 6 September.

EASA juga mengonfirmasi bahwa kegagalan selang dalam sistem bahan bakar telah menyebabkan kebakaran yang segera ditangani oleh kru.

"Insiden serius" adalah istilah investigasi dalam penerbangan yang berarti ada kemungkinan besar terjadinya kecelakaan.

"Kami akan terus mengikuti dengan saksama semua informasi yang akan tersedia melalui investigasi keselamatan yang sedang berlangsung," kata Guillermet.

Langkah tersebut memengaruhi model A350 bermesin ganda yang lebih besar, A350-1000, yang mewakili 15 persen dari armada A350 atau 86 jet. A350-900 yang lebih kecil dan banyak dijual tidak terpengaruh.

Dalam arahan darurat yang dikeluarkan pada Kamis malam, EASA memberi maskapai penerbangan waktu antara tiga hingga 30 hari untuk melakukan pemeriksaan visual dan pengukuran pada selang bahan bakar tetapi tidak meminta bagian-bagian tersebut dilepas untuk pekerjaan tersebut, kecuali jika ditemukan rusak.

Itu tidak termasuk mesin yang telah diperiksa oleh Cathay.

Rolls-Royce dan Airbus mengatakan sebelumnya, mereka bekerja sama erat dengan pihak berwenang untuk mematuhi arahan yang direncanakan. Rolls Royce mengatakan, fokusnya adalah meminimalkan gangguan jangka pendek.

"Kami mohon maaf kepada mereka yang mungkin terpengaruh"," tambahnya.

Sebelumya, pesawat jenis A350-1000 dan mesin XWB-97 telah menjadi sorotan, sejak jet yang menuju Zurich terpaksa kembali ke Hong Kong pada Hari Senin setelah masalah mesin, yang kemudian ditelusuri hingga ke kebocoran bahan bakar.

Penyelidikan awal telah mengungkap, selang antara manifold dan nosel injeksi bahan bakar bocor, kata sumber pada Hari Rabu. Dan, penyelidikan yang dipimpin Hong Kong sekarang harus menentukan apakah ini penyebab atau akibat dari insiden tersebut.

EASA mengatakan, kebakaran tersebut telah menyebabkan kerusakan akibat panas pada rumah mesin, termasuk saluran yang digunakan untuk dorongan balik saat mendarat.

"Kondisi ini, jika tidak dideteksi dan diperbaiki, dapat, dikombinasikan dengan kegagalan tambahan, menyebabkan kebakaran mesin yang lebih parah dan mengakibatkan kerusakan pada pesawat," katanya.

Reuters telah melaporkan sebelumnya, tindakan EASA kemungkinan akan melibatkan inspeksi visual dengan tenggat waktu progresif - tugas pemeliharaan yang relatif ringan.

Namun, dengan memerintahkan pemeriksaan, EASA mengabaikan sebagian upaya produsen untuk menghindari tindakan yang mengganggu pada seluruh armada berdasarkan analisis teknis mereka sendiri, kata sumber itu.

Kecuali ada bukti baru, mereka cenderung tidak merekomendasikan pemeriksaan di seluruh dunia, tetapi keputusan akhir ada di tangan regulator, kata sumber kepada Reuters pada Hari Rabu.

Karena sifat pesawat dan mesin yang sangat rumit, produsen biasanya melakukan banyak pekerjaan dasar teknis dalam menyiapkan instruksi regulasi dan memainkan peran penting dalam pemantauan global armada yang beroperasi.

Namun, regulator dapat mengabaikan rekomendasi mereka, memerintahkan pemeriksaan mereka sendiri, dan mereka menghadapi tekanan yang semakin meningkat untuk terlihat bertindak secara independen setelah pengetatan pengawasan keselamatan global setelah krisis keselamatan Boeing.