Bagikan:

JAKARTA - Saat pandemi COVID-19 merajalela, pejabat transportasi di seluruh dunia mencari cara untuk menjaga keselamatan penumpang dan awak di dalam pesawat.

Pada 25 November, Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) merilis pedoman baru untuk industri penerbangan negara, yang diawasinya.

Dokumen berjudul 'Panduan Teknis Pencegahan dan Pengendalian Epidemi untuk Maskapai, Edisi Keenam' berisi saran praktik kebersihan terbaik yang harus dilakukan di pesawat dan di bandara.

Mengutip CNN, Sabtu 12 Desember, ada sebuah saran yang membuat orang mengangkat alisnya. Saran tersebut diberikan untuk awak pesawat seperti pramugari, untuk menggunakan popok sekali pakai sehingga mereka tidak perlu ke toilet. 

Bagian dari perlindungan diri, panduan tersebut juga menyebutkan bahwa awak kabin dalam penerbangan ke dan dari negara berisiko tinggi COVID-19 untuk mengenakan 'masker medis, sarung tangan medis sekali pakai lapis ganda, kacamata, topi sekali pakai, pakaian pelindung sekali pakai, dan penutup sepatu sekali pakai.' 

Kalimat berikutnya berbunyi: "Direkomendasikan agar awak kabin memakai popok sekali pakai dan menghindari penggunaan toilet kecuali keadaan khusus untuk menghindari risiko infeksi."

Meskipun nasihat semacam itu mungkin tampak dramatis, bukan rahasia lagi bahwa toilet bisa menjadi tempat paling banyak kuman di pesawat terbang.

Pada Agustus, seorang wanita yang bepergian dari Italia ke Korea Selatan tertular COVID-19 selama perjalanannya. Saat ia ke toilet, ia melepaskan masker N95-nya. Kemungkinan wanita tersebut tertular COVID-19 saat berada di toilet. 

Desain kamar mandi pesawat sudah menjadi topik hangat sebelum COVID-19. Namun pandemi telah memfokuskan upaya untuk menghasilkan solusi baru dari desain toilet pesawat.

Maskapai penerbangan Jepang, ANA, pada awal 2020 mengumumkan bahwa mereka sedang menguji prototipe pintu toilet baru. Sementara itu, Boeing berhasil mengajukan paten atas "toilet yang dapat membersihkan sendiri" yang akan menggunakan sinar UV untuk membersihkan 99,9 persen kuman toilet setelah digunakan.

David Freedman, seorang ahli penyakit menular di University of Alabama di Birmingham, mengatakan bahwa penumpang harus menghindari toilet pesawat jika memungkinkan. Dia mengatakan tentang risiko yang terkait dengan penerbangan jarak jauh. 

"Penerbangan yang lebih lama memiliki lebih banyak peluang untuk terkontaminasi lewat toilet," kata Freedman.

Pada penerbangan yang lebih pendek, lebih banyak penumpang cenderung tidak menggunakan toilet pesawat. 

Perjalanan jauh, seperti perjalanan 15 jam antara Amerika Serikat (AS) dan China, juga memberikan lebih banyak paparan kepada orang lain, kata dokter.

Sebuah studi baru-baru ini oleh pejabat kesehatan Selandia Baru menemukan bahwa seorang pria yang tertular COVID-19 dalam penerbangan 18 jam menyebarkan virus corona setidaknya ke empat penumpang lain, meskipun cara penularannya belum terkonfirmasi.