Pramugari Ini Sediakan Layanan Seksual di Pesawat dan Jual Celana Dalam Secara <i>Online</i>
Ilustrasi (Daily Star)

Bagikan:

JAKARTA - British Airways melakukan penyelidikan menyusul laporan yang menyebut seorang pramugari menyediakan layanan seksual untuk penumpang dalam penerbangan.

Anggota kru yang tidak disebutkan namanya, yang juga dikatakan menjual celana dalamnya secara online, memikat calon pelanggan dengan mengambil foto cabul di ketinggian 30.000 kaki dalam balutan seragam kerjanya.

Dia diduga mengiklankan jasanya di Facebook dengan nama AirHostess71.

Dilansir dari The Sun, Senin, 30 November, satu snap memperlihatkan dia menyingkap rok kepada salah satu penumpang.

Foto lain menunjukkan dia hanya mengenakan celana ketat di bawah seragam Brirish Airways-nya, dengan tulisan: "Tidak boleh memakai celana dalam pada hari Minggu."

Sang pramugari membanggakan diri sebagai anggota kru British Airways yang berbasis di Heathrow, tetapi ini belum dikonfirmasi.

Dia diduga meminta uang sebesar 25 poundsterling kepada pelanggan yang menginginkan sepasang celana dalamnya. Namun, biaya tersebut meningkat tajam jika ingin layanan lain yang lebih intim.

"Anda harus membayar biaya jaminan sebesar 50 poundsterling untuk bertemu. Harga bervariasi tergantung pada pertemuan yang diminta - tidak ada negosiasi. Jika saya telah memesan hotel untuk bekerja, pertemuan akan berlangsung di sana (London)," kata dia.

Pramugari ini senang bertemu di luar negeri jika dia bepergian dengan gelar British Airways tetapi menyatakan: "Anda perlu memesan hotel lain untuk perlindungan dan privasi."

Dia bahkan mengklaim menjanjikan kepada calon pelanggan beberapa layanan spesialis di udara, menambahkan: "Jika Anda pernah menginginkan hiburan dewasa di pesawat, yang harus Anda lakukan hanyalah memberi saya sejumlah uang dan Anda akan disuguhi pengalaman yang sama sekali berbeda."

Salah satu sumber mengatakan kepada The Sun: "Dia mengenakan seragam maskapai dan tidak diragukan lagi dia seorang pramugari. Ini adalah kelalaian yang mengejutkan dari tugas dan bukan citra yang diinginkan British Airways dari awak kabinnya."

Diduga, pramugari ini mencari tambahan penghasilan setelah British Airways melakukan pemotongan akibat merebaknya pandemi COVID-19.

Maskapai nasional Inggris itu mencoba mengidentifikasi pramugari tersebut saat melakukan penyelidikan. Sementara akun media sosial wanita itu telah dihapus.