Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury mengatakan, kehadiran layanan e-paspor diharapkan dapat membuat Perwakilan RI memberikan layanan yang lebih baik bagi warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri, saat peluncuran Layanan E-paspor KJRI Sydney, Australia pada Hari Rabu yang juga dihadiri Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono.

"Peluncuran e-paspor ini merupakan upaya meningkatkan layanan Perwakilan RI kepada WNI sebagai bagian dari prioritas kebijakan luar negeri, pelayanan dan pelindungan WNI," kata Wamenlu Pahala, dalam keterangan KJRI Sydney, Jumat 6 September.

Ia menambahkan, layanan e-paspor ini diharapkan akan mendukung upaya Indonesia meningkatkan people-to-people contact dengan Australia, khususnya antar pelaku bisnis dan peningkatan tenaga kerja profesional Indonesia yang bekerja di Australia.

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Sydney Vedi Kurnia Buana mengatakan, ini merupakan layanan e-paspor partama di Australia dan Pasifik.

"Dengan adanya penambahan fitur e-paspor pada layanan imigrasi, tentunya akan semakin mempermudah dan menambah kebanggaan serta percaya diri bagi komunitas-diaspora WNI di luar negeri dalam melakukan perjalanan lintas negara," ujar Konjen Vedi.

Paspor elektronik dilengkapi dengan chip yang menyimpan data biometrik, memberikan kemudahan bagi pemegangnya saat melewati gerbang otomatis (autogate) di bandara.

Dengan fitur keamanan yang lebih mutakhir, paspor elektronik lebih aman dari potensi pemalsuan, memudahkan WNI di Australia yang kerap melakukan perjalanan internasional karena proses pemeriksaan imigrasi yang lebih seamless.

"Pembukaan layanan paspor elektronik pada KJRI Sydney diharapkan dapat memberi kenyamanan dan meningkatkan user experience dalam hal layanan keimigrasian kepada warga negara Indonesia yang bermukim di Australia," kata Direktur Jenderal Imigrasi RI Silmy Karim.

Untuk diketahui, sejak 26 Agustus 2024, anak warga negara Indonesia atau asing berusia enam tahun atau lebih sudah dapat melintas masuk-keluar Indonesia menggunakan autogate.

Teknologi pengenal wajah yang semakin canggih, memungkinkan deteksi wajah bahkan pada anak usia enam tahun. Dengan inovasi ini, anak-anak akan merasa lebih nyaman melalui proses imigrasi di bandara.