Bagikan:

JAKARTA- Eks Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno menilai program calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (RK) yang akan membangun apartemen di atas stasiun bukanlah hal baru.

Sandiaga menyebut, pembangunan pemukiman vertikal itu sudah menjadi rencana saat dirinya mendampingi Anies Baswedan memimpin Jakarta. Dia pun mengingatkan, pembangunan itu tidak akan rampung alias 'kelar' dalam waktu lima tahun.

"Dulu, dan ini bukan hanya Jakarta ya, tapi di seluruh dunia," kata Sandiaga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 6 September.

Sandiaga menjelaskan, program yang diunggulkan RK pada zamannya dikenal dengan istilah Transit Oriented Development (TOD), yakni pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi sehingga menciptakan sebuah kota yang efisien.

Kawasan TOD, lanjut dia, menggabungkan guna lahan residensial, perdagangan, jasa, perkantoran, ruang terbuka, dan ruang publik sehingga memudahkan masyarakat dan pengguna untuk melakukan perjalanan dengan berjalan kaki, sepeda, maupun moda transportasi umum

"Pola pembangunan pemukiman itu adalah transit oriented development (TOD). Dan kita sudah menyusun pada waktu itu bahwa ada Transit Oriented Development di moda transportasi berbasis rel, berbasis mass rapid transit, maupun berbasis kereta commuter waktu itu ya. Dan TOD yang pertama itu adalah di Dukuh Atas, di mana ada 5 moda transportasi itu bersinggungan, kita buatkan regulasinya baik di bawah tanah maupun di atas tanah," tuturnya.

Dengan demikian, kata dia, akan terbangun sebuah pola urban setting atau pembangunan dari pada perkotaan yang terintegrasi.

"Jadi saya meyakini bahwa arahnya memang ke sana. Ke Transit Oriented Development, TOD," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu.

Apalagi, tambah Sandiaga, MRT-nya akan diperpanjang sampe ke wilayah Jakarta Utara dan juga sudah dalam proses untuk groundbreaking yang barat ke timur.

"Dan katanya mau diperpanjang juga yang selatan menuju tmTangerang Selatan. Jadi itu sudah menjadi perencanaan dan nggak akan kelar 5 tahun, 10 tahun, mungkin 15-20 tahun karena Jakarta ini akan menuju kota global," jelas Sandi.

Sebelumnya, Bakal Cagub DKI Jakarta, Ridwan Kamil telah merespons anggapan bahwa ide soal apartemen di atas stasiun tidak realistis. RK memastikan, program itu salah satu yang akan ia realisasikan bersama Suswono jika terpilih untuk memimpin Jakarta.

Mantan Gubernur Jawa Barat itu menyebut hal itu sudah dirasakannya sendiri saat ia tinggal di Hongkong. Menurutnya, kala itu apartemennya berada di atas stasiun.

"Seorang Ridwan Kamil selama dua tahun dari 2001-2003 tinggalnya di apartemen di atas stasiun, jadi saya bersama almarhum Eril (anaknya) di Hongkong tinggalnya di atas apartemen yang ada di atas stasiun. Produktif banget hidupnya, turun ke bawah ke basemen langsung ketemu stasiun kereta kan, pulang juga sama," ujar RK Jakarta Pusat (Jakpus), Kamis, 5 September.

RK menegaskan, program-programnya bukan berdasarkan keinginan semata, tapi dipikirkan dengan matang apa saja yang akan dilakukan untuk membenahi Jakarta.

"Jadi sangat realistis. Poinnya bukan soal jumlah stasiunnya, kan yang penting lahan di Jakarta itukan mahal, sehingga di mana ada kesempatan lahan-lahan itu diversifikasi untuk perumahan rakyat, social housing, seperti aspirasi dan arahan Pak Prabowo, kita lakukan. Makanya di atas stasiun," pungkasnya.