Bagikan:

JAKARTA - Bakal calon Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku dirinya tak mau memiliki sapaan "Bang" hanya karena mengikuti kontetasi pilkada di Jakarta. Sejak lama, Pramono sudah akrab dengan panggilan "Mas".

Hal ini diungkapkan Pramono usai menemui mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau yang akrab disapa "Bang Yos" bersama bakal calon Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno.

"Saya enggak usah dipanggil Bang, saya pakai Mas Pram aja sama Bang Doel (Rano)," kata Pramono di Museum Bang Yos, Jatisampurna, Bekasi, Kamis, 5 September.

Di kesempatan lain, Pramono mengklaim, dirinya dan Rano Karno sebagai bakal calon Wakil Gubernur pendampingnya akan membuat masyarakat percaya dengan sendirinya mereka akan bekerja untuk membangun Jakarta.

Hal itu dilakukan dengan cara menemui masyarakat untuk mendengar aspirasi dan keluhan mereka saat ini. Kegiatan "belanja" masalah dari warga, diakui Pramono, akan diserap menjadi program kerja sebagai penyelesaiannya.

"Itulah yang saya yakini, dengan pendekatan problem sloving dengan masyarakat, lebih berguna, lebih penting, dengan hanya kampanye atau program yang katakanlah bombatis," tutur Pramono, beberapa waktu lalu.

Sehingga, menurut Pramono, ia dan Rano tak ingin meningkatkan elektabilitas dengan gimik belaka. "Kami enggak akan yang bombatis, tapi akan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat," lanjut dia.

Keengganan Pramono disapa "Bang" berbeda dengan bakal calon Gubernur DKI Ridwan Kamil. Ridwan Kamil meminta dipanggil "Bang Emil" untuk menyesuaikan karakter masyarakat Jakarta menjelang Pilgub Jakarta.

"Sesuai tempat, kalau istri panggil Aa, di kampung dipanggil Kang, tapi di sini lebih cocok dipanggil Bang," kata Ridwan Kamil,, Selasa, 20 Agustus.

Ridwan Kamil mengatakan hal itu dalam kegiatan yang diselenggarakan Ruang Muda bertemakan "Harapan Anak Muda untuk Pemerintahan Baru". Ridwan Kamil mengaku, daripada sebutan "Kang Emil", dia mengungkapkan keinginannya untuk dipanggil "Bang Emil".

"Sapaan "Bang Emil" lebih sesuai dengan kultur dan adat di Jakarta," ujar Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 itu.