Bagikan:

JAKARTA - Wanita bernama Bonnie Spofforth, 55, diduga orang pertama penyebar hoaks identitas pelaku aksi penikaman di Southport yang jadi biang kaladi kerusuhan anti-migran di Inggris, telah ditangkap.

Aksi penikaman itu dilakukan remaja berusia 17 tahun terhadap korbannya anak-anak peserta kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport pada Senin 21 Juli 2024.

Spofforth kemudian menyebar hoaks identitas remaja pelaku aksi penikaman bernama Ali Al-Shakati, seorang pencari suaka Muslim yang berada dalam daftar pantauan intelijen Inggris, MI6.

"Ali Al-Shakati adalah tersangka, ia adalah pencari suaka yang datang ke Inggris dengan perahu tahun lalu dan masuk dalam daftar pantauan MI6. Jika ini benar, maka kerusuhan akan segera terjadi," tulis Spofforth dalam akun media sosial (medsos)nya, di hari yang sama dengan peristiwa penikaman sekitar pukul 16.49.

BACA JUGA:


Spofforth mengunggah hoaks itu di medsos beberapa jam setelah aksi penikaman yang menewaskan tiga anak kelas dansa Taylor Swift di Southport. Ketiga korban tewas adalah Bebe King, 6, Alice Dasilva Aguiar, 9, dan Elsie Dot Stancombe, 7.

Hoaks Spofforth itu menyebar cepat di medsos setelah dibagikan media Rusia RT dan influencer mantan atlet kickboxer, Andrew Tate.

Pakar komunikasi dan disinformasi Inggris dari Universitas Hamid bin Khalifa Qatar, Marc Owen Jones mengungkapkan, unggahan Spofforth terkait hoaks itu memperoleh sekitar 27 juta tayangan dalam satu hari.

Sehari setelah unggahan hoaks itu, di Southport berlangsung acara solidaritas menyalakan lilin dan peletakan bunga sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada korban penikaman.

Namun setelahnya, kerusuhan pecah. Massa berhaluan politik sayap kanan menjadikan depan masjid di Southport sasaran kericuhan. Sejak saat itu kerusuhan bernada anti-migran meluas di Inggris dan sejumlah kawasan Irlandia. 

Klaim Hoaks

Kepada Mail Online, Spofforth yang merupakan pengusaha tinggal di rumah mewah di Cheshire mengklaim, mengetahui informasi tentang identitas pelaku penikaman tersebut dari seorang di Southport.

"Saya malu dituduh melakukan ini. Saya tidak mengada-ada," klaimnya.

"Unggahan saya tidak ada hubungannya dengan kerusuhan yang telah kita lihat di seluruh Inggris," sambung Spofforth.

Di tengah kasus hoaks yang memicu kerusuhan di Inggris ini, Axel Rudakubana telah ditetapkan pengadilan sebagai tersangka aksi penikaman tewaskan 3 anak di Southport.

Tersangka Axel berusia 17 tahun lahir di Cardiff, Inggris didakwa melakukan pembunuhan dan kepemilikan senjata tajam di tempat umum.