Bagikan:

JAKARTA - Polisi mengungkapkan misinformasi atau hoaks jadi indikasi terkuat penyebab kerusuhan melibatkan massa pendukung sayap kanan di depan masjid Southport, Inggris.

Massa rusuh pascaaksi penikaman oleh remaja berusia 17 tahun menewaskan 3 bocah dalam kelas dansa bertema Taylor Swift di kawasan tersebut.

"Ada banyak spekulasi dan hipotesis seputar status seorang pria berusia 17 tahun yang saat ini berada dalam tahanan polisi. Sejumlah orang menggunakan ini untuk menimbulkan kekerasan dan kekacauan," kata Asisten Kepala Polisi Merseyside, Alex Goss kepada The Sun, Rabu 31 Juli.

Polisi menambahkan, misinformasi di internet ini berupa tuduhan palsu dari identitas pelaku penusukan.

"Kami telah mengatakan bahwa orang yang ditangkap itu lahir di Inggris dan spekulasi tidak membantu siapa pun saat ini," sambung Gross.

Kerusuhan ini terjadi setelah ratusan orang bersama-sama berkumpul dalam solidaritas di luar Galeri Seni Aktinson di Merseyside untuk memberikan penghormatan terakhir kepada korban penusukan Southport.

Beberapa orang menyalakan lilin sementara yang lain meletakkan bunga dan merenungkan tragedi tersebut.

Aksi penikaman oleh seorang remaja menewaskan 3 bocah saat kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport terjadi pada Selasa 30 Juli.

Selain korban tewas, delapan anak juga mengalamiluka-luka. Sementara satu lagi korban pria dewasa luka parah lantaran mencoba mencegah aksi penikaman.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer menegaskan siapa pun yang terlibat dalam kerusuhan di Southport lukai 22 polisi pasca-aksi penusukan akan "merasakan kekuatan hukum penuh".