Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer memastikan kesiapan polisi menangani kerusuhan anti-Muslim dan anti-imigran dalam beberapa hari mendatang.

Kerusuhan di sejumlah kota besar dan kecil terjadi menyusul pembunuhan tiga bocah di kelas tari bertema Taylor Swift di Southport. Kerusuhan disebabkan hoaks soal tersangka pembunuh bocah merupakan seorang migran Islam.

Kerusuhan telah meluas, dengan para perusuh menargetkan masjid-masjid dan menghancurkan jendela-jendela hotel yang menampung para pencari suaka dari Afrika dan Timur Tengah, sambil meneriakkan “keluarkan mereka”, yang merupakan pecahnya kekerasan pertama yang meluas di Inggris selama 13 tahun.

Pesan online mengatakan pusat imigrasi dan firma hukum yang membantu migran akan menjadi sasaran pada Rabu, 7 Agustus mendorong kelompok anti-fasis mengatakan mereka akan menentang demonstrasi apa pun.

Berbicara setelah pertemuan darurat dengan para menteri dan kepala polisi pada Selasa, Starmer mengatakan polisi akan siap untuk mengatasi kekacauan lebih lanjut.

“Tugas pertama kami adalah memastikan komunitas kami aman,” katanya dilansir Reuters.

“Mereka akan aman. Kami melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan bahwa ketika respons polisi diperlukan, hal itu sudah ada, dan ketika dukungan diperlukan untuk tempat-tempat tertentu, hal itu sudah ada,” sambungnya.

Dia mengatakan fakta protes digelar di beberapa lokasi membuat hal ini menjadi sulit, namun Starmer telah menerima jaminan yang dia perlukan, polisi dapat mengatasi kekacauan apa pun.

Pemerintah telah meningkatkan kapasitas penjara untuk mengatasi banyaknya penangkapan yang dilakukan selama kerusuhan, yang telah mendorong semakin banyak negara untuk memperingatkan warganya tentang bahaya bepergian di Inggris.

Starmer mengatakan lebih dari 400 orang ditangkap, 100 orang di antaranya sudah didakwa. PM Inggris menyebut hukuman akan segera dimulai.

“Siapa pun yang melibatkan dirinya dalam gangguan ini akan merasakan kekuatan hukum sepenuhnya,” katanya.

Tiga orang akan dijatuhi hukuman pada Rabu di Liverpool, barat laut Inggris, setelah mengaku bersalah atas kekacauan yang disertai kekerasan, kata Jaksa Penuntut Umum.

Departemen Kehakiman, yang akan membebaskan beberapa tahanan lebih awal dalam upaya memerangi krisis kepadatan penjara, mengatakan hampir 600 penjara telah diamankan untuk menampung mereka yang terlibat dalam kekerasan.