JAKARTA - Pesawat-pesawat tempur Israel terbang rendah di atas ibu kota Lebanon, Beirut. Israel memecahkan penghalang suara.
Para saksi mengatakan mereka dapat melihat pesawat-pesawat itu dengan mata telanjang dan menciptakan salah satu dentuman sonik terbesar yang pernah didengar oleh penduduk selama bertahun-tahun.
Jalan layang dan dentuman sonik terjadi beberapa menit sebelum pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah memulai pidatonya untuk menandai peringatan satu minggu komandan militer utama kelompok bersenjata Lebanon Fuad Shukr, yang tewas dalam serangan Israel pekan lalu di pinggiran selatan Beirut.
Sebelumnya pesawat-pesawat tempur Israel pernah memecahkan penghalang suara di Beirut dan wilayah lain di Lebanon.
Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan pesawat-pesawat tempur musuh telah menembus penghalang suara di ketinggian rendah di Beirut dan pinggiran kota serta wilayah lain di Lebanon. Di Beirut, warga merasakan dua ledakan, dilansir Reuters, Selasa, 23 Juli.
Mengapa teknik ini digunakan Israel?
Khalil Helou, pensiunan jenderal tentara Lebanon dan wakil presiden asosiasi Lebanon-Message, berbicara dengan L'Orient-Le Jour tentang taktik ini.
Normalnya, pesawat terbang dengan kecepatan subsonik, yaitu di bawah kecepatan suara, yaitu sekitar 340 m/detik atau lebih dari 1.200 km/jam.
BACA JUGA:
Ketika pesawat mengeluarkan suara, ia memancarkan gelombang yang terakumulasi di sekitarnya. Ketika pilot mempercepat dan melampaui kecepatan suara, ia memecah gelombang ini dengan cara tertentu.
Hal inilah yang menimbulkan suara mirip ledakan. Ledakan ini dapat memecahkan jendela, menjatuhkan benda. Ini seperti embusan angin yang sangat kencang, yang berlangsung kurang dari satu detik.
Atap sebuah bangunan bahkan runtuh pada Minggu di Nabatieh, Lebanon. Biasanya hal ini tidak terjadi. Jika atap ini runtuh, itu karena bangunannya tidak memenuhi standar.
Dipaparkan ada tiga alasan Israel memecahkan penghalang suara.
Pertama, Israel ingin mengingatkan Hizbullah mereka mempunyai supremasi udara di langit Lebanon. Hal ini jelas terjadi, karena hingga saat ini, rudal permukaan-ke-udara Hizbullah belum menghasilkan apa-apa, selain menembak jatuh beberapa drone.
Dampak kedua tentu saja bersifat psikologis. Tujuannya adalah untuk mendemoralisasi para pendukung partai, untuk menakut-nakuti mereka, diulas L'Orient-Le Jour.
Namun ada alasan ketiga, yang lebih teknis dan kurang dikenal: Mendobrak penghalang suara dapat membantu mendeteksi radar musuh.
Hizbullah memiliki sistem radar yang dapat mendeteksi pesawat atau rudal Israel melalui beberapa cara: panas, pancaran komunikasi, juga suara.
Karena itu, seorang pilot Israel dapat memecahkan penghalang suara untuk memaksa aktivasi radar Hizbullah dan dengan demikian mendeteksi peralatan ini serta komunikasi atau transmisinya.