Bagikan:

JAKARTA - Media Israel pada Hari Minggu menyebutkan, jumlah tentara Israel yang tewas sejak konflik terbaru di Jalur Gaza pecah Oktober tahun lalu telah mencapai sedikitnya 10.000 orang.

Surat kabar Yedioth Ahronoth mengatakan, sekitar 1.000 tentara dipindahkan setiap bulan ke departemen rehabilitasi Kementerian Pertahanan karena cedera yang diderita dalam perang Gaza.

"Tentara menderita kekurangan sedikitnya 10.000 tentara yang tewas atau terluka selama berbulan-bulan pertempuran di Jalur Gaza," kata harian itu, dilansir dari Anadolu 5 Agustus.

Surat kabar itu mengkritik Knesset (Parlemen Israel) karena mengambil cuti musim panas dari 22 Juli hingga pertengahan Oktober tanpa mengeluarkan undang-undang untuk memperpanjang wajib militer.

"Tidak ada situasi seperti itu dalam sejarah perang Israel di mana tentara bertempur di dalam wilayah musuh, dalam kondisi yang tidak menguntungkan, selama 10 bulan berturut-turut," kata ibu seorang tentara Israel di Brigade Nahal kepada Yedioth Ahronoth.

Menurut surat kabar itu, tentara wanita yang bertugas di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki Israel, secara tak terduga diberi tahu tentang perpanjangan empat bulan tambahan masa tugas mereka.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Oktober lalu oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Hampir 10 bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih dan obat-obatan.

Di Gaza, sumber-sumber medis mengatakan serangan Israel di wilayah kantong Palestina itu dalam 24 jam terakhir menyebabkan 33 orang tewas dan 118 lainnya luka-luka, dikutip dari WAFA.

Sementara, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi pada Hari Minggu, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel sejak konflik pecah 7 Oktober 2023 telah mencapai 39.583 orang dan 91.398 orang lainnya luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.