JAKARTA - Lebih dari 13 ribu anak-anak di Jalur Gaza tewas, saat konflik Hamas-Israel di wilayah kantong Palestina yang pecah pada Oktober lalu terus berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Hari Selasa mengumumkan, korban tewas akibat serang Israel di wilayah itu sejak perang pada 7 Oktober lalu telah mencapai 30.631 orang, sementara 72.043 orang lainnya luka-luka, dikutip dari Reuters 6 Maret.
"Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," kata sumber kesehatan di Gaza, mengutip kantor berita WAFA.
Sementara itu, Kantor Media Gaza mengatakan, sedikitnya 13.430 anak-anak Palestina tewas akibat perang yang berlangsung di wilayah kantong Palestina itu.
Lebih jauh dikatakan, sedikitnya 8.900 perempuan tewas dalam perang yang sudah berlangsung selam 151 hari. Sementara 7.000 orang lainnya, 70 persen di antaranya perempuan dan anak, diperkirakan masih berada di bawah reruntuhan bangunan atau hilang. Sedangkan jumlah petugas kesehatan yang tewas telah mencapai 364 orang, serta jurnalis yang tewas tercatat sebanyak 132 orang.
Memperingatkan akan meningkatnya kelaparan di Gaza, kantor tersebut mengatakan Israel telah mencegah masuknya makanan dan pasokan bantuan, bahkan menargetkan kendaraan bantuan.
Dalam pernyataan pada Hari Selasa, para ahli PBB menuduh Israel "dengan sengaja membuat rakyat Palestina kelaparan" di Gaza.
BACA JUGA:
"Israel dengan sengaja membuat rakyat Palestina kelaparan di Gaza sejak 8 Oktober lalu. Sekarang mereka menargetkan warga sipil yang mencari bantuan kemanusiaan dan konvoi kemanusiaan," kata beberapa ahli PBB dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN.
"Israel harus mengakhiri kampanye kelaparan dan penargetan warga sipil," sambung pernyataan itu.
Terpisah, pihak Israel secara konsisten membantah menargetkan warga sipil. Pihak berwenang Israel secara teratur mengatakan, "tidak ada batasan jumlah bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Gaza."