JAKARTA - Anggota parlemen Israel yang juga mantan wakil kepala badan intelijen Mossad mengkritik perang yang sedang berlangsung di Gaza, mengatakan itu "sia-sia", menilai Israel berada di pihak yang kalah dan memperingatkan negara tersebut sedang menghadapi keruntuhan ekonomi.
"Perang ini tidak memiliki tujuan yang jelas, dan jelas bahwa kita benar-benar kalah," kata Ram Ben-Barak kepada radio publik Israel, dikutip dari Daily Sabah 20 Mei.
"Kami terpaksa terlibat dalam pertempuran di wilayah yang sama dan akhirnya kehilangan lebih banyak tentara," lanjutnya.
"Kami juga menghadapi kemunduran di kancah internasional, dengan hubungan kami dengan Amerika Serikat yang memburuk secara signifikan, dan perekonomian Israel yang menurun," tandasnya.
"Tunjukkan pada saya satu hal yang telah berhasil kami lakukan?" tanyanya.
Setiap hari, faksi-faksi Palestina melaporkan pembunuhan dan cederanya tentara Israel, serta penghancuran kendaraan militer dan sering kali membagikan klip video yang mendokumentasikan operasi mereka.
Secara lokal, pihak berwenang Israel menghadapi tuduhan menyembunyikan jumlah korban dan cedera yang lebih besar di kalangan tentara.
Terpisah, sayap militer kelompok militan Hamas, Brigade Al-Qassam mengatakan pada Hari Sabtu, mereka membunuh 15 tentara Israel di timur kota Rafah, Jalur Gaza selatan.
Mereka juga menyatakan pada hari Jumat, selama 10 hari terakhir, mereka menargetkan 100 kendaraan militer Israel yang berbeda di semua lini konflik.
Diketahui, perang terbaru di Gaza telah berlangsung lebih dari tujuh bulan sejak pecah 7 Oktober 2023. Sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
BACA JUGA:
Kementerian Kesehatan Gaza pada Hari Minggu melaporkan, Sedikitnya 70 orang tewas dan 110 lainnya terluka dalam serangan Israel yang terjadi dalam 24 jam terakhir, dikutip dari WAFA.
Itu menyebabkan jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza kini melonjak jadi 35.456, sementara 79.476 lainnya luka-luka.