Bagikan:

JAKARTA - Seorang pria Aljazair yang hilang selama lebih dari 25 tahun yang dilaporkan diculik dan ditahan di ruang bawah tanah, ditemukan hanya beberapa ratus meter dari rumah keluarganya.

Omar bin Omran, kini berusia 45 tahun, dari Kota El Guedid di Provinsi Djelfa, Aljazair utara, hilang saat dalam perjalanan ke pusat pelatihan terdekat, media lokal melaporkan.

Sebuah video di media sosial menunjukkan saat pasukan keamanan menemukannya pada Hari Minggu lalu. Dalam rekaman tersebut, bin Omran, yang memiliki janggut panjang, tampak menggigil saat dibantu keluar dari ruang bawah tanah, yang tersembunyi di bawah tumpukan jerami. Dia tidak dapat berbicara.

"Kejaksaan Agung Djelfa menginformasikan kepada masyarakat bahwa pada 12 Mei pukul 8 malam waktu setempat, ditemukan korban Omar bin Omran, 45 tahun, di ruang bawah tanah tetangganya, BA, 61 tahun," kata jaksa, melansir The National News 16 Mei.

Para pejabat mengatakan dia dirawat di rumah sakit setempat dan hanya kerabat dekatnya yang diperbolehkan menjenguknya.

Pemilik rumah tempat bin Omran ditemukan telah ditangkap. "Pelaku kejahatan keji ini" akan dihukum berat, kata para pejabat.

Tersangka diketahui tinggal sebatang kara dan bekerja sebagai PNS. Tetangganya menggambarkan dia sebagai "pria misterius" yang selalu menyendiri. Dia juga dituduh membunuh anjing milik bin Omran.

"Ini benar-benar tragedi dan kami bersyukur kepada Tuhan karena kami dapat menemukan putra kami," salah satu paman bin Omran, Karim Rgueb, mengatakan kepada media lokal El Djazair N1.

Keberadaan bin Omran dilaporkan diungkapkan di media sosial oleh saudara perempuan penculik, di tengah perselisihan dalam keluarga mengenai warisan.

"Dia menghabiskan 28 tahun tanpa melihat matahari dan dia sudah melalui banyak hal," kata Rgueb.

Seorang tetangga mengatakan kepada outlet berita, kembalinya bin Omran adalah "sebuah keajaiban". "Kami pikir dia sudah mati, kami tidak punya harapan."

Sementara itu, berbicara kepada The National melalui pesan suara, salah satu sepupu bin Omran, Khaled Rgueb, mengatakan keluarganya telah kehilangan harapan setelah mencarinya di negara itu selama bertahun-tahun.

"Saudara laki-laki dan ibunya terus mencarinya selama bertahun-tahun dengan harapan mereka akan menemukannya," katanya.

"Akhirnya mereka menyerah dan berhenti mencari," lanjutnya.

“Dia bisa berbicara dengan saya dan mengenali saya, situasinya tidak kritis atau buruk, dia dalam kondisi baik tetapi dia saat ini menerima bantuan untuk berintegrasi kembali ke masyarakat dan mengatasi apa yang dia alami," ungkap Rgueb.

Kerabat dan tetangga mengatakan, mereka mengira bin Omran telah terbunuh dalam konflik antara pemerintah Aljazair dan pemberontak pada tahun 1990-an.

"Omar menghilang pada tahun 1998 dalam keadaan yang sangat misterius dan pada saat Aljazair sedang mengalami situasi keamanan yang sulit," kata Rgueb.

Dia mengatakan, kerabatnya mengira Bin Omran sudah meninggal dan dikuburkan di suatu tempat.

Bin Omran mengatakan dia biasa melihat keluarganya dari jendela ruang bawah tanah, tetapi tidak dapat meminta bantuan karena dia "di bawah pengaruh sihir" yang diberikan oleh tersangka penculiknya, menurut media lokal.

Ibunya, yang meninggal pada tahun 2007, tidak pernah putus asa bahwa anaknya masih hidup dan keinginan terakhirnya adalah agar pihak berwenang menemukan putranya, kata mereka.